Anak Polisi jadi anggota geng
motor Klewang
Merdeka.com
– Anda tentu masih ingat kisah sadis geng motor Klewang di Pekanbaru, Riau.
Ternyata, diantara anggota geng motor itu ada nama Rahmad (16), seorang anak
anggota polisi warga Kota Pekanbaru, Riau. Dia diduga sebagai pelaku kejahatan
di jalanan seperti perampasan, penganiayan dan pengerusakan hingga pemerkosaan
berhasil ditangkap.
Kepala
satuan Reserse Kriminal (Kasar Reskrim) Polrseta Pekanbaru, Kompol Arief Fajar
Satria dihubungi per telepon mengatakan, rahmad juga diduga sebagai anggota
kelompok geng motor yang selalau membuat onar dan brutal.
Kompol
Arief mengatakan, seorang anak anggota polisi ini juga masih berstatus pelajar
di salah satu sekolah di Pekanbaru. “Dia kami jemput dari sekolahnya bersama
tiga anggota geng motor lainnya”, kata Arief.
Dihubungi
terpisah, Kepala Polresta Pekanbaru, Kombes (Pol) Adang Ginanjar mengaku telah
mendapat laporan adanya seorang anggota geng motor brutal yang ternyata anak
seorang anggota polisi itu. “Kami tidak akan memilah-milah, kalau memang
bersalah, maka akan diberikan sanksi hukuman”, katanya.
Sumber:
http://merdeka.com
Analisis dari berita
Berdasarkan
kasus diatas yang berjudul “Anak Polisi jadi anggota geng motor Klewang”, miris memang melihat tingkah pemuda
yang seharusnya bisa membanggakan negeri ini tetapi malah merugikan dan
memberikan dampak negative bagi negeri juga lingkungan sekitar dan jika melihat
riwayat orang tua mereka yang ternyata adalah aparat penegak hukum. Disini
jelas terlihat, tidak peduli siapa orang tuanya, mau anak MPR, DPR, menteri
sekaligus presiden. Jika orang tuanya kurang memperhatikan, mendidik, dan
memberi kasih sayang kepada anaknya dan tidak pernah memberikan sosialisasi atau
kurangnya sosialisasi yang merupakan sebuah proses penanaman atau transfer
kebiasaan atau nilai dan aturan kepada
anaknya mengenai hukum dan norma yang berlaku, maka besar kemungkinan
anak-anaknya salah mengambil jalan dan menjadi kriminal dimasyarakat. Walaupun
tidak sepenuhnya merupakan kesalahan orang tua (salah satu faktor dari dalam)
tapi juga ada faktor-faktor dari luar yaitu, lingkungan si anak tersebut. Bisa
saja si anak berbuat baik didalam keluarganya, tetapi brutal dilingkungan luar keluarganya.
Untuk itu cara menyikapi masalah tersebut bagi orang tua cobalah untuk meluangkan
waktu bersama anak - anak (quality time with your family) dan bagi anak – anak agar
lebih terbuka dengan semua masalah yang sedang kita hadapi tanpa menutup – nutupi
dari orang tua kalian, karena kunci utama dari sebuah keluarga adalah sikap
saling terbuka. Dan bergaulah dengan teman teman yang baik, jangan sampai salah
bergaul akibat salah memilih teman. Serta perkuatlah iman dengan mengikuti
berbagai kajian islam.
Belasan Remaja Diamankan Pesta
Miras dan Narkoba
Surabaya
– sebanyak 12 orang, kebanyakan remaja, diamankan polisi dan satpol PP saat
melakukan razia. Tidak hanya minuman keras (miras), 12 orang dari 2 kelompok
itu ternyata juga mengkonsumsi narkoba.
Narkoba
dan miras tersebut mereka jadikan pesta di lokasi mereka bersenang-senang.
Kelompok pertama yang diamankan terdiri dari 7 orang. Mereka digerebek di Kafe
Defana yang ada di Ruko Darmo Park I Blok II/C nomor .9
“saat
kami gerebek mereka sedang teller. Selain miras, ditempat itu kami temukan juga
botol yang digunakan untuk nyabu,” kara kombestol Tri Maryanto kepada wartawan,
rabu (15/8/2012).
Ironisnya,
2 dari 7 orang itu adalah perempuan, salah satunya masih dibawah umur. Mereka
adalah VIW (17), warga Dukuh Pakis VI dan Luki Octavianti (25), warga Pakal
Sumberan, Benowo,Sementara 5 pria yang juga di cokok adalah Febri Kiswanto (26)
warga Bolongsari, Yudi Hari Kurniawan (19) warga Grudo, Aqil Albana (18) warga
Ketintrag Madya, Rizky Catur (21) warga ketinta II dan M. Soleh (32) warga
Dukuh Pakis VI.
Sementara
kelompok kedua yang diamankan terdiri dari 5 orang. Mereka diamankan dilokasi
pesta miras dijalan Boulvard didepan Lenmarck. Dari lokasi itu selain
mengamankan miras oplosan yang dicampur spiritus, petugas juga menemukan 370
butir pil dobel L. Pil itu mereka tenggak bersama miras yang mereka minum.
Ke
5 orang itu adalah Mulyono Adi Saputra (18) warga Sukomanunggal, M. Triyono
(19) warga Pradah Kali Kendal, indra Prakoso (22) warga Pradah Indah, Ahmad
Priyanto (18) warga Bantu Urip dan Arief Santoso (22) warga Pradah Indah I.
“Mereka
akan dites urine untuk membuktikan mereka menggunakan narkoba atau tidak. Jika
terbukti maka mereka akan menghadapi tindak pidana. Sangat disayangkan, mereka
masih sangat muda tetapi sudah terjerumus miras dan narkoba,” sesal Tri.
Sumber:
Analisa berita
Berdasarkan
kasus diatas yang berjudul “Belasan
Remaja Diamankan Pesta Miras dan Narkoba” sangat disayangkan melihat
tingkah remaja yang masih sangat muda sudah memakai obat-obatan atau zat-zat berbahaya,
apalagi dilihat dari berita di atas ada seorang perempuan yang juga ikut
berpesta miras. Seharusnya di usia mereka yang masih muda, mereka bisa menjadi
remaja-remaja berbakat yang mempunyai berbagai kreativitas yang membawa Negara
ini maju. Dan juga merupakan penerus generasi bangsa yang dijadikan pedoman,
titik tombak dimana Negara membutuhkan peran dari generasi muda yang berbakat
yang bisa menghasilkan sesuatu yang baru. Dan dari kasus diatas dapat dilihat
bahwa kurangnnya peran orang tua dalam mendidik, memberikan kasih sayang
(perhatian) dan mensosialisasi tentang narkoba dan sejenisnya. Juga adanya rasa
keingintahuan yang besar dari anak – anak untuk mencoba tanpa sadar dan
berpikir panjang tentang akibatnya di kemudian hari dan faktor dari lingkungan
anak tersebut serta ketersediaan narkoba. Narkoba itu sendiri yang menjadikan
faktor pendorong seseorang untuk memakai narkoba. Untuk itu cara menyikapi
kasus tersebut ialah menjaga diri dari hal yang menjerumus tentang narkoba
seperti lebih memilih – milih teman, lebih terbuka dan untuk para orang tua perlu
memantau seluruh kegiatan anak dan menjadikan diri sebagai teman atau partner
anak.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar