Untuk memenuhi tugas Teori Organisasi Umum 2
mengenai rangkuman dari:
KEPEMIMPINAN yang berisi dari:
- · Pengertian Kepemimpinan secara umum
- · Pengertian Kepemimpinan menurut Para Ahli
- · Asas Kepemimpinan
- · Metode Kepemipinan
- · Tipologi atau Tipe Kepemimpinan
- · Faktor Kepemimpinan
- · Implikasi Manajerial Kepemimpinan
- · Fungsi Kepemimpinan
- · Teori Kepemimpinan
- · Landasan Kepemimpinan di Indonesia
ARTI KEPEMIMPINAN SECARA UMUM
Kepemimpinan adalah proses memengaruhi atau memberi contoh oleh pemimpin kepada pengikutnya dalam upaya mencapai tujuan organisasi atau dengan kata lain kepemimpinan merupakan titik sentral dan penentu kebijakan dari kegiatan yang akan dilaksanakan dalam organisasi.
Kepemimpinan adalah proses memengaruhi atau memberi contoh oleh pemimpin kepada pengikutnya dalam upaya mencapai tujuan organisasi atau dengan kata lain kepemimpinan merupakan titik sentral dan penentu kebijakan dari kegiatan yang akan dilaksanakan dalam organisasi.
Cara alamiah mempelajari kepemimpinan adalah “melakukanya
dalam kerja” dengan praktik seperti pemagangan pada seorang senima ahli,
pengrajin, atau praktisi. Dalam hubungan ini sang ahli diharapkan sebagai
bagian dari peranya memberikan pengajaran/instruksi.
Dalam
menggerakan orang lain kita perlu dan harus ingat pada 4 faktor berikut :
- Kepemimpinan yaitu kemampuan seseorang untuk mempengaruhi serta menggiatkan orang lain bekerja sama dalam usaha mencapai tujuan.
- Komunikasi yaitu cara dan media menyampaikan pesan.
- Instruksi yaitu perintah atau petunjuk kerja yang jelas, tegas, terarah, jelas bagaimana jalan peleksanaanya dll.
- Fasilitas yaitu kemudahan yang menyebabkan pekerjaan menjadi mudah di laksanakan.
ARTI KEPEMIMPINAN MENURUT PARA AHLI
Kepemimpinan adalah
kemampuan dan keterampilan seseorang yang menduduki jabatan sebagai pimpinan
dalam suatu pekerjaan untuk mempengaruhi perilaku orang lain, terutama
bawahannya supaya berpikir dan bertindak sedemikian rupa sehingga melalui
perilaku positif ini memberikan sumbangan nyata dalam pencapaian tujuan
organisasi.
Menurut Prof.
Kimbal Young,
Kepemimpinan
adalah bentuk dominasi didasari kemampuan pribadi yang sanggup mendorong atau
mengajak orang lain untuk melakukan sesuatu, berdasarkan penerimaan oleh
kelompoknya dan memiliki keahlian khusus yang tepat bagi situasi khusus.
Menurut Ordway Tead di dalam bukunya The Art of Leadership
Kepemimpinan
merupakan kegiatan mempengaruhi orang-orang agar mereka mau bekerja sama untuk
mencapai tujuan yang diinginkan.
Menurut George R. Terry,
Kepemimpinan
adalah suatu kegiatan mempengaruhi orang-orang agar mereka suka berusaha
mencapai tujuan-tujuan kelompok.
Menurut Howard
H. Hoyt,
Kepemimpinan
ialah seni untuk mempengaruhi tingkah laku manusia, kamampuan untuk membimbing
orang.
ASAS
KEPEMIMPINAN
- Kemanusiaan
- Efisien
- Kesejahteraan Dan kebahagiaan yang lebih merata menuju pada taraf hidup yang lebih tinggi
Metode kepemimpinan ialah
cara bekerja dan bertingkah laku pemimpin dalam membimbing para pengikutnya
untuk berbuat sesuatu maka metode kepemimpinan ini diharapkan bisa membantu
keberhasilan pemimpin dalam melakukan tugas-tugasnya sekaligus juga dapat
memperbaiki tingkah laku serta kualitas kepemimpinan. Ordway Tead dalam bukunya “The
Art of Administration 1951” mengemukakan metode kepemimpinan
dibawah ini
- Memberi perintah
- Memberikan celaan dan pujian
- Memupuk tingkah laku pribadi pemimpin yang benar
- Peka terhadap saran-saran
- Memperkuat rasa kesatuan kelompok
- Menciptakan disiplin diri dan disiplin kelompok
- Meredam kabar angin dan isu-isu yang tidak benar
TIPOLOGI KEPEMIMPINAN
Tipologi kepemimpinan disusun dengan titik tolak interaksi
personal yang ada dalam kelompok . Tipe-tipe pemimpin dalam tipologi ini dapat
dikelompokkan dalam kelompok tipe berdasarkan jenis-jenisnya antara lain:
1.Tipe Otokratis.
Seorang pemimpin yang otokratis ialah pemimpin yang memiliki
kriteria atau ciri sebagai berikut: Menganggap organisasi sebagai pemilik
pribadi, Mengidentikkan tujuan pribadi dengan tujuan organisasi, Menganggap
bawahan sebagai alat semata-mata, Tidak mau menerima kritik, saran dan
pendapat, Terlalu tergantung kepada kekuasaan formalnya, Dalam tindakan
pengge-rakkannya sering mempergunakan pendekatan yang mengandung unsur paksaan
dan bersifat menghukum.
2.Tipe Militeristis
Perlu diperhatikan terlebih dahulu bahwa yang dimaksud dari
seorang pemimpin tipe militerisme berbeda dengan seorang pemimpin organisasi
militer.
Ciri-ciri
pemimpin militeristis, yaitu :
- Menggunakan sistem perintah untuk menggerakkan bawahannya.
- Senang bergantung pada pangkat dan jabatannya
- Senang pada formalitas yang berlebihan.
- Menuntut disiplin yang tinggi dan kaku terhadap bawahan.
- Sukar menerima kritikan dari bawahannya.
- Menggemari upacara-upacara dalam bebagai keadaan.
3.Tipe Paternalistis.
Seorang pemimpin yang tergolong sebagai pemimpin yang
paternalistis ialah seorang yang memiliki ciri sebagai berikut : menganggap
bawahannya sebagai manusia yang tidak dewasa, bersikap terlalu melindungi
(overly protective), jarang memberikan kesempatan kepada bawahannya untuk mengambil
keputusan, jarang memberikan kesempatan kepada bawahannya untuk mengambil
inisiatif, jarang memberikan kesempatan kepada bawahannya untuk mengembangkan
daya kreasi dan fantasinya, dan sering bersikap maha tahu. Pemimpin bertindak sebagai kapak.
4.Tipe Karismatik.
Seorang
pemimpin yang kharismatik memiliki karakteristik yang khas yaitu daya tariknya
yang sangat memikat sehingga mampu memperoleh pengikut yang sangat besar dan
para pengikutnya tidak selalu dapat menjelaskan secara konkret mengapa orang
tertentu itu dikagumi. Pengikutnya tidak mempersoalkan nilai yang dianut,
sikap, dan perilaku serta gaya dari si pemimpin.
Yang perlu
diperhatikan adalah bahwa untuk dapat mengembangkan gaya kepemimpinan
situasional ini, seseorang perlu memiliki tiga kemampuan khusus yakni :
- Kemampuan analitis (analytical skills)
Yakni kemampuan untuk menilai
tingkat pengalaman dan motivasi bawahan dalam melaksanakan tugas.
- Kemampuan untuk fleksibel (flexibility atau adaptability skills)
Yaitu kemampuan untuk menerapkan
gaya kepemimpinan yang paling tepat berdasarkan analisa terhadap situasi.
- Kemampuan berkomunikasi (communication skills)
Yakni kemampuan untuk menjelaskan
kepada bawahan tentang perubahan gaya kepemimpinan yang kita terapkan.
Ketiga
kemampuan di atas sangat dibutuhkan bagi seorang pemimpin, sebab seorang
pemimpin harus dapat melaksanakan tiga peran utamanya yakni peran
interpersonal, peran pengolah informasi (information processing), serta peran
pengambilan keputusan (decision making)
Peran pertama meliputi :
- Peran Figurehead : Sebagai simbol dari organisasi
- Leader : Berinteraksi dengan bawahan, memotivasi dan mengembangkannya
- Liaison : Menjalin suatu hubungan kerja dan menangkap informasi untuk kepentingan organisasi.
Peran kedua meliputi:
- Monitior : Memimpin rapat dengan bawahan, mengawasi publikasi perusahaan, atau berpartisipasi dalam suatu kepanitiaan.
- Disseminator : Menyampaikan informasi, nilai – nilai baru dan fakta kepada bawahan.
- Spokeman : Juru bicara atau memberikan informasi kepada orang – orang di luar organisasinya.
Peran ketiga meliputi:
- Enterpreneur : Mendesain perubahan dan pengembangan dalam organisasi.
- Disturbance Handler : Mampu mengatasi masalah terutama ketika organisasi sedang dalam keadaan menurun.
- Resources Allocator : Mengawasi alokasi sumber daya manusia, materi, uang dan waktu dengan melakukan penjadwalan, memprogram tugas – tugas bawahan, dan mengesahkan setiap keputusan.
- Negotiator : Melakukan perundingan dan tawar – menawar.
5.Tipe Demokratis.
Pengetahuan tentang kepemimpinan telah membuktikan bahwa
tipe pemimpin yang demokratislah yang paling tepat untuk organisasi modern. Hal
ini terjadi karena tipe kepemimpinan ini memiliki karakteristik sebagai berikut
: dalam proses penggerakan bawahan selalu bertitik tolak dari pendapat bahwa
manusia itu adalah makhluk yang termulia di dunia, selalu berusaha
mensinkronisasikan kepentingan dan tujuan organisasi dengan kepentingan dan
tujuan pribadi dari pada bawahannya, senang menerima saran, pendapat, dan
bahkan kritik dari bawahannya, selalu berusaha mengutamakan kerjasama dan
teamwork dalam usaha mencapai tujuan, ikhlas memberikan kebebasan yang
seluas-luasnya kepada bawahannya untuk berbuat kesalahan yang kemudian
diperbaiki agar bawahan itu tidak lagi berbuat kesalahan yang sama, tetapi
lebih berani untuk berbuat kesalahan yang lain, selalu berusaha untuk
menjadikan bawahannya lebih sukses daripadanya, dan berusaha mengembangkan
kapasitas diri pribadinya sebagai pemimpin.
FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI
KEPEMIMPINAN
Dalam melaksanakan tugas kepemimpinan mempengaruhi orang atau kelompok menuju tujuan tertentu, kita pemimpin, dipengaruhi oleh beberapa 3 factor secara umum diantaranya:
Adapun faktor-faktor yang harus dimiliki seorang
pemimpin agar dapat mempengaruhi efektivitas kepemimpinan diantaranya: Dalam melaksanakan tugas kepemimpinan mempengaruhi orang atau kelompok menuju tujuan tertentu, kita pemimpin, dipengaruhi oleh beberapa 3 factor secara umum diantaranya:
- Faktor yang berasal dari diri kita sendiri
- Faktor akibat pandangan kita terhadap manusia
- Faktor dengan memandang keadaan kelompok dan situasi waktu kepemimpina kita laksanakan.
Persepsi
yang tepat.
Persepsi memainkan peran dalam mempengaruhi
efektivitas kepemimpinan. Para manajer yang memiliki persepsi yang keliru
terhadap pegawainya mungkin kehilangan peluang untuk mencapai hasil optimal.
Tingkat
kematangan.
Pemimpin dituntut untuk berkemampuan dan berkemauan
mengambil tanggung jawab untuk
mengarahkan perilaku mereka sendiri dengan memperhatikan
tingkat kematangan dalam
pengetahuan, keahlian dan pengalaman.
Penilaian yang
tepat terhadap tugas.
Para pemimpin harus mampu menilai dengan tepat tugas
yang dilaksanakan oleh bawahan. Pemimpin harus dapat dengan tepat menentukan
kekurangan tugas bawahan sehingga pilihan gaya kepemimpinan yang layak harus
dilakukan.
Latar belakang dan
pengalaman.
Di sini ditegaskan bahwa latar belakang dan
pengalaman pemimpin mempengaruhi pilihan gaya kepemimpinan. Seseorang yang
telah memperoleh keberhasilan karena berorientasi kepada hubungan mungkin akan
meneruskan penggunaan gaya ini.
Harapan dan gaya
pemimpin.
Peniruan model pemimpin merupakan kekuatan untuk
membentuk gaya kepemimpinan. Karena pemimpin memiliki berbagai landasan
kekuasaan, maka harapan mereka adalah penting.
Hubungan seprofesi.
Pemimpin membentuk hubungan dengan pemimpin yang
lain. Hubungan seprofesi ini digunakan untuk tukar menukar pandangan, gagasan,
pengalaman, dan saran-saran.
IMPLIKASI MANAJERIAL KEPEMIMPINAN DALAM ORGANISASI
Sebab yang terjadi bila implikasi manajerial kepemimpinan
dalam organisasi adalah akan menciptakan kepemimpinan yang baik karna adanya
proses manajemen yang direncakan, karena induk dari sebuah perusahaan adalah
pemimpin jadi bila pemimpin nya berkualitas maka perusahaan tersebut akan
menjukukan kualitasnya.
FUNGSI KEPEMIMPINAN
Pimpinan Sebagai Penentu Arah
Pimpinan Sebagai Penentu Arah
Setiap organisasi dibentuk sebagai wahana untuk mencapai
tujuan tertentu. Arah yang hendak ditempuh oleh organisasi menuju tujuannya
harus sedemikian rupa sehingga mengoptimalkan pemanfaatan dari segala sarana
dan prasarana yang tersedia.
Pimpinan Sebagai Wakil dan Juru Bicara Organisasi
Pimpinan Sebagai Wakil dan Juru Bicara Organisasi
Kebijaksanaan dan kegiatan organisasi perlu dijelaskan kepada
pihak luar agar pihak tersebut mempunyai pengetahuan yang tepat tentang
kehidupan organisasi yang bersangkutan, dan yang paling bertanggung jawab
sebagai wakil dan juru bicara organisasi dalam hubungan dengan berbagai pihak
tersebut adalah pimpinan organisasi.
Pimpinan Sebagai Komunikator yang Efektif
Pimpinan Sebagai Komunikator yang Efektif
Komunikasi sangat diperlukan pimpinan dalam menyampaikan
suatu keputusan dalam rangka pengendalian dan pengawasan, pengerahan bawahan
dan menyampaikan informasi kepada pihak lain.
Pimpinan Sebagai Mediator
Pimpinan Sebagai Mediator
Fungsi pimpinan sebagai mediator dalam hal ini difokuskan
pada penyelesaian situasi konflik yang mungkin timbul dalam organisasi.
Timbulnya situasi konflik dalam organisasi merupakan tantangan yang harus
dihadapi pimpinan. Untuk mengatasinya secara rasional, objektif, efektif dan
tuntas, dituntut kemampuannya berperan sebagai seorang mediator yang handal.
Pimpinan Sebagai Integrator
Pimpinan Sebagai Integrator
Diperlukan integrator terutama pada hirarki puncak, yaitu
pimpinan. Agar adanya pembagian tugas, sistem alokasi daya, dana dan tenaga,
serta diperlukannya spesialisasi pengetahuan dan ketrampilan.
Pimimpinan harus menjaga adanya koordinasi dan integrasi dalam organisasi, supaya semuanya beroperasi secara efektif.
Pemimpin sebagai Fungsi memandang ke depan
Pimimpinan harus menjaga adanya koordinasi dan integrasi dalam organisasi, supaya semuanya beroperasi secara efektif.
Pemimpin sebagai Fungsi memandang ke depan
Seorang pemimpin yang senantiasa
memandang ke depan berarti akan mampu mendorong apa yang akan terjadi serta
selalu waspada terhadap kemungkinan. Hal ini memberikan jaminan bahwa jalannya
proses pekerjaan ke arah yang dituju akan dapat berlangusng terus menerus tanpa
mengalami hambatan dan penyimpangan yang merugikan.
Pemimpin sebagai fungsi pengembangan loyalitas
Pemimpin sebagai fungsi pengembangan loyalitas
Untuk
mencapai kesetiaan ini, seseorang pemimpin sendiri harus memberi teladan baik
dalam pemikiran, kata-kata, maupun tingkah laku sehari – hari yang menunjukkan
kepada anak buahnya pemimpin sendiri tidak pernah mengingkari dan menyeleweng
dari loyalitas segala sesuatu tidak akan dapat berjalan sebagaimana mestinya.
Pemimpin sebagai Fungsi Pengawasan
Pemimpin sebagai Fungsi Pengawasan
Dengan adanya pengawasan maka hambatan –
hambatan dapat segera diketemukan, untuk dipecahkan sehingga semua kegiatan
kembali berlangsung menurut rel yang elah ditetapkan dalam rencana.
Pemimpin sebagai fungsi mengambil keputusan
Pemimpin sebagai fungsi memberi motivasi
Pemimpin sebagai fungsi mengambil keputusan
Pemimpin sebagai fungsi memberi motivasi
Pemimpin harus dapat memberi semangat,
membesarkan hati, mempengaruhi anak buahnya agar rajin bekerja dan menunjukkan
prestasi yang baik terhadap organisasi yang dipimpinnya.
Pemimpin yang baik harus merumuskan tujuan institusional atau organisasional dan menentukan sarana serta cara-cara yang efisien untuk mencapai tujuan tersebut.
Pemimpin dapat mengatasi pertentangan serta konflik-konflik yang muncul dan mengadakan evaluasi serta evaluasi ulang.
Pempimpin mengadakan revisi, perubahan, inovasi pengembangan dan juga penyempurnaan dalam organisasi.
Pemimpin harus memprakarsai struktur organisas
Pemimpin dapat melaksanakan managerial yaitu berupa kegitan pokok salah satunya pelaksanaan Penyusunan Rencana
Pemimpin sebagai fungsi admintrasi dengan mengadakan fomulasi kebijaksaan admintrasi dan menyediakan fasilitasnya.
Pemimpin sebagai fungsi sebagai Top Manajemen yakni mengadakan planning, organizing, staffing, directing, commanding, controling, dsb.
Pemimpin yang baik harus merumuskan tujuan institusional atau organisasional dan menentukan sarana serta cara-cara yang efisien untuk mencapai tujuan tersebut.
Pemimpin dapat mengatasi pertentangan serta konflik-konflik yang muncul dan mengadakan evaluasi serta evaluasi ulang.
Pempimpin mengadakan revisi, perubahan, inovasi pengembangan dan juga penyempurnaan dalam organisasi.
Pemimpin harus memprakarsai struktur organisas
Pemimpin dapat melaksanakan managerial yaitu berupa kegitan pokok salah satunya pelaksanaan Penyusunan Rencana
Pemimpin sebagai fungsi admintrasi dengan mengadakan fomulasi kebijaksaan admintrasi dan menyediakan fasilitasnya.
Pemimpin sebagai fungsi sebagai Top Manajemen yakni mengadakan planning, organizing, staffing, directing, commanding, controling, dsb.
TEORI KEPEMIMPINAN
1. Teori
Kepemimpinan Sifat ( Trait Theory )
Dalam perkemabangannya, teori ini mendapat pengaruh
dari aliran perilaku pemikir psikologi yang berpandangan bahwaa sifat – sifat
kepemimpinan tidak seluruhnya dilahirkan, akan tetapi juga dapat dicapai
melalui pendidikan dan pengalaman. Sifat – sifat itu antara lain ; sifat fisik,
mental dan kepribadian
2. Teori Kepemimpinan Perilaku dan Situasi
Berdasarkan penelitian, perilaku seorang pemimpin
yang mendasarkan teori ini memiliki kecenderungan antara lain :
Konsiderasi
Yaitu kecenderungan pemimpin yang menggambarkan
hubungan akrab dengan bawahan. Contoh gejala yang ada dalam hal ini seperti:
membela bawahan, memberi masukan kepada bawahan dan bersedia bekonsultasi
dengan bawahan.
Struksur Inisiasi
Yaitu kecenderungan seorang pemimpin yang memberikan
batasan kepada bawahan.
Teori kontingensi
Teori ini menyatakan bahwa tidak ada satu sistem
manajemen yang optimum, sistem tergantung pada tingkat perubahan lingkungannya.
Teori Behavioristik
Behaviorisme merupakan salah aliran psikologi yang
memandang individu hanya dari sisi fenomena jasmaniah, dan mengabaikan aspek –
aspek mental. Dengan kata lain, behaviorisme tidak mengakui adanya kecerdasan,
bakat, minat dan perasaan individu dalam suatu belajar.
Teori Humanistik
Teori ini lebih menekankan pada prinsip kemanusiaan.
Teori humanistic biasanya dicirikan dengan adanya suasana saling menghargai dan
adanya kebebasan.
3. Teori Kewibawaan Pemimpin
Kewibawaan
merupakan faktor penting dalam kehidupan kepemimpinan, sebab dengan faktor itu
seorang pemimpin akan dapat mempengaruhi perilaku orang lain baik secara
perorangan maupun kelompok sehingga orang tersebut bersedia untuk melakukan apa
yang dikehendaki oleh pemimpin.
4. Teori
Kepemimpinan Situasi
Seorang
pemimpin harus merupakan seorang pendiagnosa yang baik dan harus bersifat
fleksibel, sesuai dengan perkembangan dan tingkat kedewasaan bawahan.
5. Teori
Kelompok
Agar
tujuan kelompok (organisasi) dapat tercapai, harus ada pertukaran yang positif
antara pemimpin dengan pengikutnya.
LANDASAN PEMBINAAN KEPEMIMPINAN PEMUDA DI INDONESIA
Landasan
Ideologi dan Konstitusional
a. Landasan Ideologi
Pemimpin pemuda sebagai penerus kepemimpinan bangsa
harus melandasi ideologinya dengan jiwa Pancasila.
b. Landasan Konstitusional
UUD 1945 merupakan dasar hukum tertulis yang
tertinggi, dan merupakan perwujudan kehendak Pancasila secara konkrit.
Landasan
Kultural
Sikap hidup kekeluargaan dan gotong royong sebagai
nilai-nilai luhur cultural Bangsa Indonesia harus melandasi cara berfikir dan perilaku
pemimpin Indonesia.
Landasan Strategis
Landasan strategis daam mewujudkan Pelatihan Kepemimpinan
Pemuda Indonesia adalah Garis-garis Besar Haluan Negara
(TAP MPR No. IV /MPR/1978), antara lain berisi :
- Pengembangan generasi muda diarahkan untuk mempersiapkan kader-kader penerus perjuangan bangsa.
- Pengembangan wadah pembinaan generasi muda
- Perlu adanya suatu kebijaksanaan nasional tentang kepemudaan secara menyeluruh dan terpadu.
Landasan Operasional
- Keputusan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan No 0323/1978 tentang Pola Dasar Pembinaan dan Pengembangan Generasi Muda
- Keputusan Presiden No. 23 Thaun 1979 tentang Badan Koordinasi Penyelenggaraan Pembinaan dan Pengembangan Generasi Muda.
BACA JUGA RANGKUMAN Desain dan Struktur Organisasi
Sumber:
Rahardjo Adisasmita, 2011. Pengelolaan Pendapatan dan
Anggaran Daerah. Yang Menerbitkan Graha Ilmu : Yogyakarta.
Sondang P. Siagian. 1999. Teori dan
Praktek Kepemimpinan. Jakarta: Rineka Cipta.
Sumber gambar dari
leadership-toolbox.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar