METODE PENGAMBILAN KEPUTUSAN
Dalam
proses pengambilan keputusan ada beberapa metode yang sering di gunakan oleh
para pemimpin, yaitu :
1. Kewenangan
Tanpa Diskusi (Authority Rule Without Discussion)
Metode
pengambilan keputusan ini seringkali digunakan oleh para pemimpin
otokratik atau dalam kepemimpinan militer.
Keuntungan:
1. Cepat
2. Cukup sempurna dalam pengambilan keputusan
3.Tidak mempersyaratkan diskusi untuk mendapatkan persetujuan para anggotanya
Kekurangan:1. Munculnya ketidakpercayaan para anggota organisasi terhadap keputusan yang ditentukan pimpinannya
2. Pendapat
Ahli (expert opinion)
Metode
pengambilan keputusan ini akan bekerja dengan baik, apabila seorang anggota
organisasi yang dianggap ahli tersebut memang benar-benar tidak diragukan lagi
kemampuannya dalam hal tertentu oleh anggota lainnya.
3. Kewenangan
Setelah Diskusi (authority rule after discussion)
Sifat
otokratik dalam pengambilan keputusan ini lebih sedikit apabila dibandingkan
dengan metode yang pertama. Karena metode authority rule after discussion ini
pertimbangkan pendapat atau opini lebih dari satu anggota organisasi dalam
proses pengambilan keputusan.
4. Kesepakatan (consensus)
Kesepakatan
atau konsensus akan terjadi kalau semua anggota dari suatu organisasi mendukung
keputusan yang diambil. Metode pengambilan keputusan ini memiliki keuntungan,
yakni partisipasi penuh dari seluruh anggota organisasi akan dapat meningkatkan
kualitas keputusan yang diambil, sebaik seperti tanggung jawab para anggota
dalam mendukung keputusan tersebut.
MODEL-MODEL DALAM PENGAMBILAN KEPUTUSAN
A. Model Pengambilan
keputusan
Model Ekonomi
Berusaha mendapatkan keuntungan marginal sama dengan
biaya marginal atau untuk memperoleh keuntungan maksimum
Model Manusia Administrasi (Herbert A. Simon)
Orang tidak menginginkan maksimalisasi tetapi cukup
keuntungan yang memuaskan
Model Manusia Mobicentrik (Jennings)
Perubahan merupakan nilai utama sehingga orang harus
selalu bergerak bebas mengambil keputusan
Model Manusia Organisasi (W. F. Whyte)
Mengedepankan sifat setia dan penuh kerjasama dalam
pengambilan keputusan
Model Pengusaha Baru (Wright Mills)
Menekankan pada sifat kompetitif
Model Sosial (Freud
Veblen)
Orang sering tidak rasional dalam mengambil keputusan
diliputi perasaan emosi dan situsai dibawah sadar.
B. Model
Preskriptif dan Deskriptif
Model Preskriptif
Pemberian resep perbaikan, model ini menerangkan
bagaimana kelompok seharusnya mengambil keputusan.
Model Deskriptif
Model ini menerangkan bagaimana kelompok mengambil
keputusan tertentu yang berdasarkan pada proses yang ideal sedangkan model
deskriptif berdasarkan pada realitas observasi
Model Spiral
Dimana satu anggota mengemukakan konsep dan anggota
lain mengadakan reaksi setuju tidak setuju kemudian dikembangkan lebih lanjut
atau dilakukan “revisi” dan seterusnya.
TEKNIK-TEKNIK PENGAMBILAN KEPUTUSAN
A.
Teknik Kreatif
Brainstorming
Berusaha untuk menggali dan mendapatkan kreatifitas
maksimum dari kelompok dengan memberikan kesempatan para anggota untuk
melontarkan ide-idenya.
Synectics
Didasarkan pada asumsi bahwa proses kreatif dapat
dijabarkan dan diajarkan, dimaksudkan untuk meningktakan keluaran (output)
kreatif individual dan kelompok
B. Teknik
Partisipatif
Individu individu atau kelompok dilibatkan dalam
proses pengambilan keputusan.
1. Teknik Modern
2. Teknik Delphi
3. Teknik Kelompok Nominal
KONDISI YANG MEMPENGARUHI KEPUTUSAN
1. Kondisi kepastian
Kondisi kepastian merupakan kondisi
dimana pengambil keputusan mempunyai informasi yang lengkap mengenai masalah
yang dihadapi, alternatip pemecahan masalah dan hasil yang mungkin diperoleh,
sehingga pengambil keputusan dalam kondisi yang pasti, jika dirinya dapat
mengontrol dan mengantisipasi sepenuhnya terhadap kejadian yang akan timbul.
2. Risiko
Risiko merupakan kondisi yang dapat
diindentifikasi, didefinisikan, diprediksi kemungkinan terjadinya dan
kemungkinan hasil dari setiap alternatif yang diambil, biasanya kondisi yang
demikian itu timbul jika pengambil keputusan dalam keadaan keterbatasan
informasi yang berkaitan dengan keputusan yang akan ditetapkanya, sebaliknya ,
suatu risiko tidak akan terjadi jika pengambil keputusan dapat merumuskan suatu
kemungkinan secara obyektif.
3. Kondisi ketidak pastian
Merupakan kondisi dimana pengambil
keputusan tidak memiliki informasi yang diperlukan dalam pengambil keputusan.
Dalam hal yang demikian , pengambil keputusan juga tak mampu untuk menetapkan
berbagai kemungkinan yang akan terjadi sebagai hasil dari pemilihan alternatif
yang diambilnya. Karena keputusan yang diambil bersifat spekulatif, dan sering
kali mengandalkan intuisi yang semata sebagai pedomanya.
GAYA PENGAMBILAN KEPUTUSAN.
Gaya kepemimpinan dan gaya hidup
adalah dua diantara contoh gaya yang mempengaruhi didalam mengambil keputusan. Menurut
Carl Jung ( 1923 ) seorang psikolog telah mengindentifikasikan empat fungsi
dalam kaitanya dengan pengambilan keputusan, Yaitu :
1.
SENSING (PENGINDRAAN)
Berkaitan dengan tendensi untuk
mencari fakta, bersifat realistis, dan melihat sesuatu dalam perspektif yang
obyektif. Karenanya fungsi ini menempatkan nilai yang tinggi pada fakta yang
dapat divertivikasi oleh penggunaan pancaindera , menyukai rutinitas dan
presisi.
2. INTUITING (INTUISI)
Yaitu berkaitan dengan tendensi
untuk mencoba menyingkap kemungkinan – kemungkinan baru guna mengubah cara
menangani sesuatu. Menyukai situasi yang baru dan unik , tidak menyukai hal –
hal yang bersifat rutin, detail dan presisi.
3. THINKING (PEMIKIRAN)
adalah tendensi untuk mencari
hubungan sebab akibat yang sistematik untuk dianalisis secara utuh, dan
membedakan dengan tegas antara yang benar dan yang salah, dan pemikiranya
bertumpu pada proses kognitif.
4. FEELING (PERASAAN)
yaitu tendensi untuk
mempertimbangkan bagaimana perasaan diri sendiri dan orang lain sebagai akibat
dari keputusan – keputusan yang dibuat, dalam hal ini ada perbedaan – perbedaan
antara yang baik dan buruk, bernilai dan tak bernilai.dan ia menggantungkan
diri pada proses afektif
JENIS – JENIS KEPUTUSAN
A. Keputusan
Terprogram
Merupakan
keputusan yang berulang dan telah ditentukan sebelumnya, dalam keputusan
terprogram prosedur dapat digunakan untuk menyelesaikan permasalahan yang
dialami organisasi. Pengambilan
keputusan terprogram ini digunakan untuk menyelesaikan masalah terstruktur
melalui :
a. Prosedur yaitu srangkaian langkah yang berhubungan dan berurutan yang harus diikuti
oleh pengambil keputusan
b. Aturan yaitu ketentuan yang mengatur apa yang harus dan apa yang tidak boleh
dilakukan oleh pengambil keputusan
c. Kebijakan yaitu pedoman yang menentukan parameter untuk membuat keputusan
B. Keputusan
Tidak Terprogram
Keputusan
ini belum ditetapkan sebelumnya dan pada keputusan tidak terprogram tidak ada
prosedur baku yang dapat digunakan untuk menyelesaikan permasalahan. Keputusan
ini dilakukan ketika organisasi menemui masalah yang belum pernah mereka alami
sebelumnya, sehingga organisasi tidak dapat memutuskan bagaimana merespon
permasalahan tersebut.
CONTOH
KASUS
Kasus Kekecewaan
Pelenggan Perusahaan Apple Terhadap Penurunan Harga Iphone
Pada tanggal 5 September
2007, Steve Jobs, CEO Perusahaan Apple melakukan praktek diskriminasi harga
sebagai strategi pemasarannya yaitu menurunkan harga product iPhone mereka yang
sangat sukses sejumlah $200 dari harga semula sebesar $599 yang merupakan harga
perkenalan yang sudah sejak dua bulan. Tak perlu dibicarakan, dia menerima
email yang sangat banyak dari para pelanggan yang kecewa dan marah. Dua hari
kemudian, Steve Jobs menawarkan $100 kredit yang dapat di gunakan di toko
Apple dan online store kepada para pelanggan yang sudah membayar harga penuh.
ANALISIS:
Dilihat dari kasus dan penjabaran materi diatas, menurut
pendapat saya dalam kasus penurunan harga iPhone yang dilakukan oleh Steve Jobs
selaku CEO termasuk kedalam Keputusan yang dilakukan secara Strategis, karena keputusan ini dibuat oleh manajemen puncak yaitu
CEO dari suatu organisasi. Disini Steve Jobs menggunakan proses pengambilan keputusan
dengan cara Keputusan Design atau INTUITING yaitu dengan pengembangan dan
analisis terhadap berbagai kemungkinan tindakan dengan kata lain Steve Jobs
berfikir bahwa dengan menurunkan harga iPhone maka kemungkinan akan
menghasilkan keuntungan yang lebih dari sebelumnya dengan penjualan iPhone
dipasaran yang terus melonjak dan makin banyak peminat iPhone. Karena iPhone
ini dijual dengan harga murah (harga promosi) dengan maksud untuk mempromosikan
lebih luas product iPhone dan mengenalkannya kepada masarakat yang lebih luas.
Makin banyak pengguna iPhone maka makin terkenal produk tersebut dan nantinya
iPhone tersebut pantas dijual dengan harga tinggi.
Tetapi yang dilakukan Steve Jobs termasuk kedalam metode Kewenangan Tanpa Diskusi dimana pengambilan keputusan ini diputuskan oleh pemimpin
otokratik atau dalam kepemimpinan militer dan kelemhannya yaitu mudah muncul
rasa ketidakpercayaan para anggota organisasi terhadap keputusan yang
ditentukan pimpinannya dalam arti sekalinya pemimpin tersebut mengecewakan
anggotanya maka anggota tidak akan percaya lagi terhadap pemimpin.
Dan keputusan pada perusahaan Apple ini merupakan Keputusan
yang Tidak Terprogram karena keputusan ini tidak dapat memutuskan bagaimana
merespon permasalahan tersebut, sehingga terdapat ketidakpastian apakah solusi
yang diputuskan dapat menyelesaikan permasalahan atau tidak, akibatnya
keputusan tidak terprogram menghasilkan lebih sedikit alternatif keputusan.
Jadi Steve
Jobs dalam melakukan penurunan harga iPhone menggunakan tipe keputusan strategi,
proses pengambilan desain atau intuiting dan metode kewenangan tanpa diskusi
serta menghasilkan sebuah Keputusan yang tidak terprogram mengakibatkan KEKECEWAAN
pelanggan Apple yang membeli product tersebut sebelum harga promo, para
pelanggan merasa dirugikan. Seandainya pihak management Apple
melakukan sniff test sebelum mengambil keputusan yang tepat mungkin mereka
akan sadar bahwa pengurangan harga juga bertentangan dengan KODE ETIK pelayanan
pelanggan Apple.
Dan seharusnya pihak perusahan Apple menerapkan
philosophi ETIKA TRADITIONAL agar tidak bertentangan dengan ode etik dan mereka
dapat mengetahui hal-hal seperti:
1. Konsekuensialisme
Yaitu dari sisi pandang keuntungan, Apple
mengharapkan lebih dari sekedar pengimbangan dari $200 pengurangan harga per
unit in margin dan mendapatkan jumlah penjualan yang besar. Jika hanya
untuk iPhone saja mungkin cara ini sudah tepat, tapi Apple juga memiliki banyak
produk lain yang juga akan dibeli oleh pelanggan mereka yang juga bisa terkenda
dampak negatifnya. Dalam hal ini managemen Apple bersikap GOUGING yang nantinya akan merusak nilai proposisi apple secara
keseluruhan dan juga penjualan produk selain iPhone akan terpengaruh sebagai
dampak dari keputusan tersebut.
2. Tugas,
Hak dan Justice Para excecutive Apple
Para CEO seharusnya menerapkan prinsip “dalam mencari keuntungan
tetapi tidak melanggar hokum”. Dalam kasus ini, para pembeli awal iPhone
memiliki hak secara legal untuk menuntut perusahaan dengan alasan perlakuan
yang tidak adil. Dampak dari ketidakadilan pengurangan harga dapat berupa
tekanan buruk yang signifikan.
3. Kualitas
Bagus yang Diharapkan
Dalam pikiran pelanggan dan pekerja pada perusahaan
Apple, Jobs mempunyai image secara teknis sebagai jenius yang berpandangan jauh
ke depan yang terarah untuk menyediakan nilai yang hebat bagi stakeholder. Tetapi
Jobs salah menggunakan startegi dalam oengambilan keputusan yang tepat dan seharusnya
Jobs menggunakan metode PEMILIHAN KEPUTUSAN dimana keputusan penurunan harga
iphone didiskusikan oleh seluruh bagian dari product iPhone dan juga membuat pertanyaan
“Tucker Framework” yang dikembangkan
dan dimodifikasi untuk menguji penurunan harga $200.
Jadi dalam pengambilan keputusan
dalam organisasi sangatlah penting supaya setiap masalah yang datang dapat
segera diatasi dan tidak menghambat tujuan dari organisasi itu sendiri. Oleh
karena itu dalam pengambilan sebuah keputusan harus mempertimbangkan cara
mencari informasi, memahaminya dengan baik, dan mendiskusikan keputusannyaa dengan
orang-orang yang ikut dalam perusahaan itu jangan hanya keputusan sepihak saja,
agar keputusan yang diambil dapat diterima dengan baik dan dapat memecahkan
masalah yang ada.
Sumber:
Ir.
Indrawani Sinoem, Dasar-dasar Pengambilan Keputusan, www.mdp.ac.id
Ittelkom, Dasar
Pengambilan Keputusan,