Jumat, 25 Desember 2015

1. PENDAPAT PRIBADI - Peran Komunikasi Dalam Sebuah Organisasi

Sebelum menganalisis  peran komunikasi didalam organisasi, berikut ini sekilas penjabaran pengertian komunikasi dan organisasi

PERAN KOMUNIKASI DALAM ORGANISASI 
Pengertian Komunikasi
Komunikasi adalah  proses dimana seseorang atau kelompok saling menggunakan informasi dan kemudian mentransmisikan informasi tersebut dan menginterpretasikan didalam lingkungan. 
Pengertian Organisasi
Organisasi adalah sekumpulan orang-orang yang disusun dalam kelompok-kelompok, yang bekerjasama secara rasional, sistematis, terencana dan terpimpin serta terkendali dalam memanfaatkan sumber daya (uang, material, mesin, metode, lingkungan) secara efisien dan efektif untuk mencapai tujuan organisasi.

Jadi Komunikasi organisasi adalah proses dimana sekumpulan orang melakukan pengiriman dan penerimaan berbagai informasi organisasi yang bekerjasama secara rasional, terencana dan terpimpin di dalam kelompok formal maupun informal untuk mencapai suatu tujuan organisasi 
Dilihat dari kesimpulan pengertian Komunikasi Organisasi, menurut pendapat saya peran komunikasi di dalam sebuah organisasi sangat penting, karena sebuah komunikasi merupakan syarat wajib dalam berorganisasi. Dilihat dari pengertiannya komunikasi dalam organisasi sangat diperlukan untuk memberikan pengertian dalam hal informasi antara semua anggota organisasi dari atasan hingga bawahan atau sebaliknya, sehingga dapat terciptanya kerjasama dan koordinasi yang baik di dalam suatu organisasi.

Komunikasi ini mempunyai korelasi yang kuat dan tidak dapat dipisahkan satu sama lain karena sebuah komunikasi dapat mendukung efektivitas operasional organisasi, juga sebagai alat untuk mencapai tujuan utama organisasi. Di dalam berkomunikasi juga harus memperhatikan tata cara berkomunikasi yang baik serta harus memperhatikan syarat-syarat berkomunikasi seperti jelas, tepat dan sesuai dengan sasaran yang dituju. Dalam berkomunikasi sebaiknya menggunakan pengendalian komunikasi yang bertujuan untuk mengambil sebuah keputusan yang nantinya akan menghasilkan sebuah informasi yang berguna bagi organisasi, membuat organisasi tersebut lebih terarah dan dengan adanya sebuah komunikasi akan dapat mengetahui permasalahan atau konflik yang terjadi di dalam organisasi.

Komunikasi di dalam organisasi tentu banyak manfaat dan keuntungan tetapi jika di dalam organisasi tidak menggunakan komunikasi tentunya organisasi tidak dapat mencapai tujuannya serta banyak terjadi konflik akibat kesalahpahaman antara anggota organisasi. Oleh karena itu mengggunakan komunikasi yang baik dan sesuai dengan syarat yang ditentukan agar memudahkan dalam mencapai suatu tujuan organisasi.

Sumber:


2. CONTOH KASUS DAN ANALISIS Penurunan Harga iPHONE dalam strategi pengambilan keputusan

Sebelum menganalisis CONTOH KASUS dalam Strategi Pengambilan Keputusan, maka berikut gambaran materi Pengambilan keputusan.

PROSES PENGAMBILAN KEPUTUSAN DALAM ORGANISASI 
PENGERTIAN PENGAMBILAN KEPUTUSAN
Pengambilan keputusan adalah menentukan suatu jalan keluar dengan berkomunikasi secara bersama – sama atau dengan kata lain kumpulan yang terdiri dari beberapa orang untuk mencapai tujuan bersama. Keputusan ini terdiri dari :
  • Keputusan Strategis (keputusan yang dibuat oleh manajemen puncak dari suatu organisasi)
  • Keputusan Taktis (keputusan yang diambil oleh manajement menengah)
  • Keputusan Operasional (keputusan yang dibuat oleh manajemen bawah)
PROSES PENGAMBILAN KEPUTUSAN
Secara Umum:
  • Intelligence ( penyelidikan ) : yaitu pencarian kondisi yang memerlukan keputusan
  • Design ( rancangan ) : yaitu dengan pengembangan dan analisis terhadap berbagai kemungkinan tindakan
  • Choice ( pemilihan ) : yang berkenaan dengan pemilihan tindakan yang sesungguhnya.
Langkah-langkah dalam proses pengambilan keputusan menurut Herbert A. Simon, Proses pengambilan keputusan pada hakekatnya terdiri atas tiga langkah utama, yaitu:
  • Kegiatan Intelijen (menyangkut pencarian berbagai kondisi lingkungan yang diperlukan bagi keputusan)
  • Kegiatan Desain (menyangkut pembuatan pengembangan dan penganalisaan berbagai rangkaian kegiatan yang mungkin dilakukan)
  • Kegiatan Pemilihan (pemilihan serangkaian kegiatan tertentu dari alternative yang tersedia)
Langkah-langkah dalam proses pengambilan kepuusan menurut Scott dan Mitchell, Proses pengambilan keputusan meliputi:
  • Proses pencarian/penemuan tujuan
  • Formulasi tujuan
  • Pemilihan Alternatif
  • Mengevaluasi hasil-hasil
Langkah-langkah dalam proses pengambilan keputusan menurut ELBING ada lima langkah dalam proses pengambilan keputusan meliputi:
  • Identifikasi dan Diagnosa masalah
  • Pengumpulan dan Analisis data yang relevan
  • Pengembangan dan Evaluasi alternative alternative
  • Pemilihan Alternatif terbaik
  • Implementasi keputusan dan Evaluasi terhadap hasil-hasil

METODE PENGAMBILAN KEPUTUSAN


Dalam proses pengambilan keputusan ada beberapa metode yang sering di gunakan oleh para pemimpin, yaitu :
1. Kewenangan Tanpa Diskusi (Authority Rule Without Discussion)
Metode pengambilan keputusan ini seringkali digunakan oleh para pemimpin otokratik atau dalam kepemimpinan militer.
Keuntungan:
1. Cepat
2. Cukup sempurna dalam pengambilan keputusan
3.Tidak mempersyaratkan diskusi untuk mendapatkan persetujuan para anggotanya 
Kekurangan:1. Munculnya ketidakpercayaan para anggota organisasi terhadap keputusan yang ditentukan pimpinannya
2. Pendapat Ahli (expert opinion)
Metode pengambilan keputusan ini akan bekerja dengan baik, apabila seorang anggota organisasi yang dianggap ahli tersebut memang benar-benar tidak diragukan lagi kemampuannya dalam hal tertentu oleh anggota lainnya.
3. Kewenangan Setelah Diskusi (authority rule after discussion)
Sifat otokratik dalam pengambilan keputusan ini lebih sedikit apabila dibandingkan dengan metode yang pertama. Karena metode authority rule after discussion ini pertimbangkan pendapat atau opini lebih dari satu anggota organisasi dalam proses pengambilan keputusan.
4. Kesepakatan (consensus)

Kesepakatan atau konsensus akan terjadi kalau semua anggota dari suatu organisasi mendukung keputusan yang diambil. Metode pengambilan keputusan ini memiliki keuntungan, yakni partisipasi penuh dari seluruh anggota organisasi akan dapat meningkatkan kualitas keputusan yang diambil, sebaik seperti tanggung jawab para anggota dalam mendukung keputusan tersebut. 


MODEL-MODEL DALAM PENGAMBILAN KEPUTUSAN
A. Model Pengambilan keputusan
Model Ekonomi
Berusaha mendapatkan keuntungan marginal sama dengan biaya marginal atau untuk memperoleh keuntungan maksimum

Model Manusia Administrasi (Herbert A. Simon)

Orang tidak menginginkan maksimalisasi tetapi cukup keuntungan yang memuaskan
Model Manusia Mobicentrik (Jennings)
Perubahan merupakan nilai utama sehingga orang harus selalu bergerak bebas mengambil keputusan
Model Manusia Organisasi (W. F. Whyte)
Mengedepankan sifat setia dan penuh kerjasama dalam pengambilan keputusan
Model Pengusaha Baru (Wright Mills)
Menekankan pada sifat kompetitif
Model Sosial (Freud Veblen)
Orang sering tidak rasional dalam mengambil keputusan diliputi perasaan emosi dan situsai dibawah sadar.


B. Model Preskriptif dan Deskriptif

Model Preskriptif
Pemberian resep perbaikan, model ini menerangkan bagaimana kelompok seharusnya mengambil keputusan.
Model Deskriptif
Model ini menerangkan bagaimana kelompok mengambil keputusan tertentu yang berdasarkan pada proses yang ideal sedangkan model deskriptif berdasarkan pada realitas observasi
Model Spiral
Dimana satu anggota mengemukakan konsep dan anggota lain mengadakan reaksi setuju tidak setuju kemudian dikembangkan lebih lanjut atau dilakukan “revisi” dan seterusnya.



TEKNIK-TEKNIK PENGAMBILAN KEPUTUSAN


A. Teknik Kreatif

Brainstorming

Berusaha untuk menggali dan mendapatkan kreatifitas maksimum dari kelompok dengan memberikan kesempatan para anggota untuk melontarkan ide-idenya.
Synectics
Didasarkan pada asumsi bahwa proses kreatif dapat dijabarkan dan diajarkan, dimaksudkan untuk meningktakan keluaran (output) kreatif individual dan kelompok

B. Teknik Partisipatif
Individu individu atau kelompok dilibatkan dalam proses pengambilan keputusan.
1. Teknik Modern
2. Teknik Delphi
3. Teknik Kelompok Nominal

KONDISI YANG MEMPENGARUHI KEPUTUSAN

1. Kondisi kepastian
Kondisi kepastian merupakan kondisi dimana pengambil keputusan mempunyai informasi yang lengkap mengenai masalah yang dihadapi, alternatip pemecahan masalah dan hasil yang mungkin diperoleh, sehingga pengambil keputusan dalam kondisi yang pasti, jika dirinya dapat mengontrol dan mengantisipasi sepenuhnya terhadap kejadian yang akan timbul.
2. Risiko
Risiko merupakan kondisi yang dapat diindentifikasi, didefinisikan, diprediksi kemungkinan terjadinya dan kemungkinan hasil dari setiap alternatif yang diambil, biasanya kondisi yang demikian itu timbul jika pengambil keputusan dalam keadaan keterbatasan informasi yang berkaitan dengan keputusan yang akan ditetapkanya, sebaliknya , suatu risiko tidak akan terjadi jika pengambil keputusan dapat merumuskan suatu kemungkinan secara obyektif.
3. Kondisi ketidak pastian

Merupakan kondisi dimana pengambil keputusan tidak memiliki informasi yang diperlukan dalam pengambil keputusan. Dalam hal yang demikian , pengambil keputusan juga tak mampu untuk menetapkan berbagai kemungkinan yang akan terjadi sebagai hasil dari pemilihan alternatif yang diambilnya. Karena keputusan yang diambil bersifat spekulatif, dan sering kali mengandalkan intuisi yang semata sebagai pedomanya.
 
GAYA PENGAMBILAN KEPUTUSAN.
Gaya kepemimpinan dan gaya hidup adalah dua diantara contoh gaya yang mempengaruhi didalam mengambil keputusan. Menurut Carl Jung ( 1923 ) seorang psikolog telah mengindentifikasikan empat fungsi dalam kaitanya dengan pengambilan keputusan, Yaitu :
1. SENSING (PENGINDRAAN)
Berkaitan dengan tendensi untuk mencari fakta, bersifat realistis, dan melihat sesuatu dalam perspektif yang obyektif. Karenanya fungsi ini menempatkan nilai yang tinggi pada fakta yang dapat divertivikasi  oleh penggunaan pancaindera , menyukai rutinitas dan presisi.
2. INTUITING (INTUISI)
Yaitu berkaitan dengan tendensi untuk mencoba menyingkap kemungkinan – kemungkinan baru guna mengubah cara menangani sesuatu. Menyukai situasi yang baru dan unik , tidak menyukai hal – hal yang bersifat rutin, detail dan presisi.
3. THINKING (PEMIKIRAN)
adalah tendensi untuk mencari hubungan sebab akibat yang sistematik untuk dianalisis secara utuh, dan membedakan dengan tegas antara yang benar dan yang salah, dan pemikiranya bertumpu pada proses kognitif.
4. FEELING (PERASAAN)
yaitu tendensi untuk mempertimbangkan bagaimana perasaan diri sendiri dan orang lain sebagai akibat dari keputusan – keputusan yang dibuat, dalam hal ini ada perbedaan – perbedaan antara yang baik dan buruk, bernilai dan tak bernilai.dan ia menggantungkan diri pada proses afektif

JENIS – JENIS KEPUTUSAN
A. Keputusan Terprogram
Merupakan keputusan yang berulang dan telah ditentukan sebelumnya, dalam keputusan terprogram prosedur dapat digunakan untuk menyelesaikan permasalahan yang dialami organisasi. Pengambilan keputusan terprogram ini digunakan untuk menyelesaikan masalah terstruktur melalui :
a. Prosedur yaitu srangkaian langkah yang berhubungan dan berurutan yang harus diikuti oleh pengambil keputusan
b. Aturan yaitu ketentuan yang mengatur apa yang harus dan apa yang tidak boleh dilakukan oleh pengambil keputusan
c. Kebijakan yaitu pedoman yang menentukan parameter untuk membuat keputusan
B. Keputusan Tidak Terprogram
Keputusan ini belum ditetapkan sebelumnya dan pada keputusan tidak terprogram tidak ada prosedur baku yang dapat digunakan untuk menyelesaikan permasalahan. Keputusan ini dilakukan ketika organisasi menemui masalah yang belum pernah mereka alami sebelumnya, sehingga organisasi tidak dapat memutuskan bagaimana merespon permasalahan tersebut.

CONTOH KASUS

Kasus Kekecewaan Pelenggan Perusahaan Apple Terhadap Penurunan Harga Iphone
Pada tanggal 5 September 2007, Steve Jobs, CEO Perusahaan Apple melakukan praktek diskriminasi harga sebagai strategi pemasarannya yaitu menurunkan harga product iPhone mereka yang sangat sukses sejumlah $200 dari harga semula sebesar $599 yang merupakan harga perkenalan yang sudah sejak dua bulan. Tak perlu dibicarakan, dia menerima email yang sangat banyak dari para pelanggan yang kecewa dan marah. Dua hari kemudian,  Steve Jobs menawarkan $100 kredit yang dapat di gunakan di toko Apple dan online store kepada para pelanggan yang sudah membayar harga penuh.

ANALISIS:
Dilihat dari kasus dan penjabaran materi diatas, menurut pendapat saya dalam kasus penurunan harga iPhone yang dilakukan oleh Steve Jobs selaku CEO termasuk kedalam Keputusan yang dilakukan secara Strategis, karena keputusan ini dibuat oleh manajemen puncak yaitu CEO dari suatu organisasi. Disini Steve Jobs menggunakan proses pengambilan keputusan dengan cara Keputusan Design atau INTUITING yaitu dengan pengembangan dan analisis terhadap berbagai kemungkinan tindakan dengan kata lain Steve Jobs berfikir bahwa dengan menurunkan harga iPhone maka kemungkinan akan menghasilkan keuntungan yang lebih dari sebelumnya dengan penjualan iPhone dipasaran yang terus melonjak dan makin banyak peminat iPhone. Karena iPhone ini dijual dengan harga murah (harga promosi) dengan maksud untuk mempromosikan lebih luas product iPhone dan mengenalkannya kepada masarakat yang lebih luas. Makin banyak pengguna iPhone maka makin terkenal produk tersebut dan nantinya iPhone tersebut pantas dijual dengan harga tinggi.

Tetapi yang dilakukan Steve Jobs termasuk kedalam metode Kewenangan Tanpa Diskusi dimana pengambilan keputusan ini diputuskan oleh pemimpin otokratik atau dalam kepemimpinan militer dan kelemhannya yaitu mudah muncul rasa ketidakpercayaan para anggota organisasi terhadap keputusan yang ditentukan pimpinannya dalam arti sekalinya pemimpin tersebut mengecewakan anggotanya maka anggota tidak akan percaya lagi terhadap pemimpin.

Dan keputusan pada perusahaan Apple ini merupakan Keputusan yang Tidak Terprogram karena keputusan ini tidak dapat memutuskan bagaimana merespon permasalahan tersebut, sehingga terdapat ketidakpastian apakah solusi yang diputuskan dapat menyelesaikan permasalahan atau tidak, akibatnya keputusan tidak terprogram menghasilkan lebih sedikit alternatif keputusan.

Jadi Steve Jobs dalam melakukan penurunan harga iPhone menggunakan tipe keputusan strategi, proses pengambilan desain atau intuiting dan metode kewenangan tanpa diskusi serta menghasilkan sebuah Keputusan yang tidak terprogram mengakibatkan KEKECEWAAN pelanggan Apple yang membeli product tersebut sebelum harga promo, para pelanggan merasa dirugikan. Seandainya pihak management Apple melakukan sniff test sebelum mengambil keputusan yang tepat mungkin mereka akan sadar bahwa pengurangan harga juga bertentangan dengan KODE ETIK pelayanan pelanggan Apple. 

Dan seharusnya pihak perusahan Apple menerapkan philosophi ETIKA TRADITIONAL agar tidak bertentangan dengan ode etik dan mereka dapat mengetahui hal-hal seperti:
1. Konsekuensialisme 
Yaitu dari sisi pandang keuntungan,  Apple mengharapkan lebih dari sekedar pengimbangan dari $200 pengurangan harga per unit in margin dan mendapatkan jumlah penjualan yang besar.  Jika hanya untuk iPhone saja mungkin cara ini sudah tepat, tapi Apple juga memiliki banyak produk lain yang juga akan dibeli oleh pelanggan mereka yang juga bisa terkenda dampak negatifnya. Dalam hal ini managemen Apple bersikap GOUGING yang nantinya akan merusak nilai proposisi apple secara keseluruhan dan juga penjualan produk selain iPhone akan terpengaruh sebagai dampak dari keputusan tersebut.

2. Tugas, Hak dan Justice Para excecutive Apple
Para CEO seharusnya menerapkan prinsip “dalam mencari keuntungan tetapi tidak melanggar hokum”. Dalam kasus ini, para pembeli awal iPhone memiliki hak secara legal untuk menuntut perusahaan dengan alasan perlakuan yang tidak adil. Dampak dari ketidakadilan pengurangan harga dapat berupa tekanan buruk yang signifikan.

3. Kualitas Bagus yang Diharapkan
Dalam pikiran pelanggan dan pekerja pada perusahaan Apple, Jobs mempunyai image secara teknis sebagai jenius yang berpandangan jauh ke depan yang terarah untuk menyediakan nilai yang hebat bagi stakeholder. Tetapi Jobs salah menggunakan startegi dalam oengambilan keputusan yang tepat dan seharusnya Jobs menggunakan metode PEMILIHAN KEPUTUSAN dimana keputusan penurunan harga iphone didiskusikan oleh seluruh bagian dari product iPhone dan juga membuat pertanyaan “Tucker Framework” yang dikembangkan dan dimodifikasi untuk menguji penurunan harga $200.

Jadi dalam pengambilan keputusan dalam organisasi sangatlah penting supaya setiap masalah yang datang dapat segera diatasi dan tidak menghambat tujuan dari organisasi itu sendiri. Oleh karena itu dalam pengambilan sebuah keputusan harus mempertimbangkan cara mencari informasi, memahaminya dengan baik, dan mendiskusikan keputusannyaa dengan orang-orang yang ikut dalam perusahaan itu jangan hanya keputusan sepihak saja, agar keputusan yang diambil dapat diterima dengan baik dan dapat memecahkan masalah yang ada.

Sumber:
Ir. Indrawani Sinoem, Dasar-dasar Pengambilan Keputusan, www.mdp.ac.id
Ittelkom, Dasar Pengambilan Keputusan,


REVIEW MAKANAN 9: STEAK HOTEL BY HOLYCOW

Nah kali ini aku makan steak yang bisa dibilang ga mahal-mahal banget dan ga murah-murah banget, apalagi kalau ada promo yang kalian bisa...