Kamis, 24 Desember 2015

3.2 KEPEMIMPINAN



Untuk memenuhi tugas Teori Organisasi Umum 2 mengenai rangkuman dari:
KEPEMIMPINAN yang berisi dari:
  • ·         Pengertian Kepemimpinan secara umum
  • ·         Pengertian Kepemimpinan menurut Para Ahli
  • ·         Asas Kepemimpinan
  • ·         Metode Kepemipinan
  • ·         Tipologi atau Tipe Kepemimpinan
  • ·         Faktor Kepemimpinan
  • ·         Implikasi Manajerial Kepemimpinan
  • ·         Fungsi Kepemimpinan
  • ·         Teori Kepemimpinan
  • ·         Landasan Kepemimpinan di Indonesia



ARTI KEPEMIMPINAN SECARA UMUM
Kepemimpinan adalah proses memengaruhi atau memberi contoh oleh pemimpin kepada pengikutnya dalam upaya mencapai tujuan organisasi atau dengan kata lain kepemimpinan merupakan titik sentral dan penentu kebijakan dari kegiatan yang akan dilaksanakan dalam organisasi.

Cara alamiah mempelajari kepemimpinan adalah “melakukanya dalam kerja” dengan praktik seperti pemagangan pada seorang senima ahli, pengrajin, atau praktisi. Dalam hubungan ini sang ahli diharapkan sebagai bagian dari peranya memberikan pengajaran/instruksi.

Dalam menggerakan orang lain kita perlu dan harus ingat pada 4 faktor berikut :  
  • Kepemimpinan yaitu kemampuan seseorang untuk mempengaruhi serta menggiatkan orang lain bekerja sama dalam usaha mencapai tujuan.  
  • Komunikasi yaitu cara dan media menyampaikan pesan.  
  • Instruksi yaitu perintah atau petunjuk kerja yang jelas, tegas, terarah, jelas bagaimana jalan peleksanaanya dll.  
  • Fasilitas yaitu kemudahan yang menyebabkan pekerjaan menjadi mudah di laksanakan.

ARTI KEPEMIMPINAN MENURUT PARA AHLI


Menurut S.P. Siagan,
Kepemimpinan adalah kemampuan dan keterampilan seseorang yang menduduki jabatan sebagai pimpinan dalam suatu pekerjaan untuk mempengaruhi perilaku orang lain, terutama bawahannya supaya berpikir dan bertindak sedemikian rupa sehingga melalui perilaku positif ini memberikan sumbangan nyata dalam pencapaian tujuan organisasi.

Menurut Prof. Kimbal Young,
Kepemimpinan adalah bentuk dominasi didasari kemampuan pribadi yang sanggup mendorong atau mengajak orang lain untuk melakukan sesuatu, berdasarkan penerimaan oleh kelompoknya dan memiliki keahlian khusus yang tepat bagi situasi khusus.

Menurut Ordway Tead di dalam bukunya The Art of Leadership
Kepemimpinan merupakan kegiatan mempengaruhi orang-orang agar mereka mau bekerja sama untuk mencapai tujuan yang diinginkan.

Menurut George R. Terry,
Kepemimpinan adalah suatu kegiatan mempengaruhi orang-orang agar mereka suka berusaha mencapai tujuan-tujuan kelompok.

Menurut Howard H. Hoyt,
Kepemimpinan ialah seni untuk mempengaruhi tingkah laku manusia, kamampuan untuk membimbing orang.

ASAS KEPEMIMPINAN  
  • Kemanusiaan 
  • Efisien
  • Kesejahteraan Dan kebahagiaan yang lebih merata menuju pada taraf hidup yang lebih tinggi

METODE KEPEMIMPINAN 
Metode kepemimpinan ialah cara bekerja dan bertingkah laku pemimpin dalam membimbing para pengikutnya untuk berbuat sesuatu maka metode kepemimpinan ini diharapkan bisa membantu keberhasilan pemimpin dalam melakukan tugas-tugasnya sekaligus juga dapat memperbaiki tingkah laku serta kualitas kepemimpinan. Ordway Tead dalam bukunya  “The Art of Administration 1951”  mengemukakan  metode kepemimpinan dibawah ini
  • Memberi perintah
  • Memberikan celaan dan pujian
  • Memupuk tingkah laku pribadi pemimpin yang benar
  • Peka terhadap saran-saran
  • Memperkuat rasa kesatuan kelompok
  • Menciptakan disiplin diri dan disiplin kelompok
  • Meredam kabar angin dan isu-isu yang tidak benar

TIPOLOGI KEPEMIMPINAN
Tipologi kepemimpinan disusun dengan titik tolak interaksi personal yang ada dalam kelompok . Tipe-tipe pemimpin dalam tipologi ini dapat dikelompokkan dalam kelompok tipe berdasarkan jenis-jenisnya antara lain:

1.Tipe Otokratis.
Seorang pemimpin yang otokratis ialah pemimpin yang memiliki kriteria atau ciri sebagai berikut: Menganggap organisasi sebagai pemilik pribadi, Mengidentikkan tujuan pribadi dengan tujuan organisasi, Menganggap bawahan sebagai alat semata-mata, Tidak mau menerima kritik, saran dan pendapat, Terlalu tergantung kepada kekuasaan formalnya, Dalam tindakan pengge-rakkannya sering mempergunakan pendekatan yang mengandung unsur paksaan dan bersifat menghukum.

2.Tipe Militeristis
Perlu diperhatikan terlebih dahulu bahwa yang dimaksud dari seorang pemimpin tipe militerisme berbeda dengan seorang pemimpin organisasi militer.
Ciri-ciri pemimpin militeristis, yaitu :       
  1. Menggunakan sistem perintah untuk menggerakkan bawahannya. 
  2. Senang bergantung pada pangkat dan jabatannya
  3. Senang pada formalitas yang berlebihan. 
  4. Menuntut disiplin yang tinggi dan kaku terhadap bawahan.
  5. Sukar menerima kritikan dari bawahannya.
  6. Menggemari upacara-upacara dalam bebagai keadaan.
3.Tipe Paternalistis.
Seorang pemimpin yang tergolong sebagai pemimpin yang paternalistis ialah seorang yang memiliki ciri sebagai berikut : menganggap bawahannya sebagai manusia yang tidak dewasa, bersikap terlalu melindungi (overly protective), jarang memberikan kesempatan kepada bawahannya untuk mengambil keputusan, jarang memberikan kesempatan kepada bawahannya untuk mengambil inisiatif, jarang memberikan kesempatan kepada bawahannya untuk mengembangkan daya kreasi dan fantasinya, dan sering bersikap maha tahu. Pemimpin bertindak sebagai kapak.

4.Tipe Karismatik.
Seorang pemimpin yang kharismatik memiliki karakteristik yang khas yaitu daya tariknya yang sangat memikat sehingga mampu memperoleh pengikut yang sangat besar dan para pengikutnya tidak selalu dapat menjelaskan secara konkret mengapa orang tertentu itu dikagumi. Pengikutnya tidak mempersoalkan nilai yang dianut, sikap, dan perilaku serta gaya dari si pemimpin.

Yang perlu diperhatikan adalah bahwa untuk dapat mengembangkan gaya kepemimpinan situasional ini, seseorang perlu memiliki tiga kemampuan khusus yakni :
  • Kemampuan analitis (analytical skills)
Yakni kemampuan untuk menilai tingkat pengalaman dan motivasi bawahan dalam melaksanakan tugas.
  • Kemampuan untuk fleksibel (flexibility atau adaptability skills)
Yaitu kemampuan untuk menerapkan gaya kepemimpinan yang paling tepat berdasarkan analisa terhadap situasi.
  • Kemampuan berkomunikasi (communication skills)
Yakni kemampuan untuk menjelaskan kepada bawahan tentang perubahan gaya kepemimpinan yang kita terapkan.

Ketiga kemampuan di atas sangat dibutuhkan bagi seorang pemimpin, sebab seorang pemimpin harus dapat melaksanakan tiga peran utamanya yakni peran interpersonal, peran pengolah informasi (information processing), serta peran pengambilan keputusan (decision making)
Peran pertama meliputi : 
  1. Peran Figurehead : Sebagai simbol dari organisasi 
  2. Leader : Berinteraksi dengan bawahan, memotivasi dan mengembangkannya 
  3. Liaison : Menjalin suatu hubungan kerja dan menangkap informasi untuk kepentingan organisasi.
Peran kedua meliputi: 
  1. Monitior : Memimpin rapat dengan bawahan, mengawasi publikasi perusahaan, atau berpartisipasi dalam suatu kepanitiaan. 
  2. Disseminator : Menyampaikan informasi, nilai – nilai baru dan fakta kepada bawahan. 
  3. Spokeman : Juru bicara atau memberikan informasi kepada orang – orang di luar organisasinya.
Peran ketiga meliputi: 
  1. Enterpreneur : Mendesain perubahan dan pengembangan dalam organisasi. 
  2. Disturbance Handler : Mampu mengatasi masalah terutama ketika organisasi sedang dalam keadaan menurun. 
  3. Resources Allocator : Mengawasi alokasi sumber daya manusia, materi, uang dan waktu dengan melakukan penjadwalan, memprogram tugas – tugas bawahan, dan mengesahkan setiap keputusan. 
  4. Negotiator : Melakukan perundingan dan tawar – menawar.
5.Tipe Demokratis.
Pengetahuan tentang kepemimpinan telah membuktikan bahwa tipe pemimpin yang demokratislah yang paling tepat untuk organisasi modern. Hal ini terjadi karena tipe kepemimpinan ini memiliki karakteristik sebagai berikut : dalam proses penggerakan bawahan selalu bertitik tolak dari pendapat bahwa manusia itu adalah makhluk yang termulia di dunia, selalu berusaha mensinkronisasikan kepentingan dan tujuan organisasi dengan kepentingan dan tujuan pribadi dari pada bawahannya, senang menerima saran, pendapat, dan bahkan kritik dari bawahannya, selalu berusaha mengutamakan kerjasama dan teamwork dalam usaha mencapai tujuan, ikhlas memberikan kebebasan yang seluas-luasnya kepada bawahannya untuk berbuat kesalahan yang kemudian diperbaiki agar bawahan itu tidak lagi berbuat kesalahan yang sama, tetapi lebih berani untuk berbuat kesalahan yang lain, selalu berusaha untuk menjadikan bawahannya lebih sukses daripadanya, dan berusaha mengembangkan kapasitas diri pribadinya sebagai pemimpin.

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEPEMIMPINAN 
Dalam melaksanakan tugas kepemimpinan mempengaruhi orang atau kelompok menuju tujuan tertentu, kita pemimpin, dipengaruhi oleh beberapa 3 factor secara umum diantaranya:
  1. Faktor yang berasal dari diri kita sendiri 
  2. Faktor akibat pandangan kita terhadap manusia
  3. Faktor dengan memandang keadaan kelompok dan situasi waktu kepemimpina kita laksanakan.
Adapun faktor-faktor yang harus dimiliki seorang pemimpin agar dapat mempengaruhi efektivitas kepemimpinan diantaranya: 
Persepsi yang tepat.
Persepsi memainkan peran dalam mempengaruhi efektivitas kepemimpinan. Para manajer yang memiliki persepsi yang keliru terhadap pegawainya mungkin kehilangan peluang untuk mencapai hasil optimal.

Tingkat kematangan.
Pemimpin dituntut untuk berkemampuan dan berkemauan mengambil tanggung jawab untuk
mengarahkan perilaku mereka sendiri dengan memperhatikan tingkat kematangan dalam
pengetahuan, keahlian dan pengalaman.

Penilaian yang tepat terhadap tugas.
Para pemimpin harus mampu menilai dengan tepat tugas yang dilaksanakan oleh bawahan. Pemimpin harus dapat dengan tepat menentukan kekurangan tugas bawahan sehingga pilihan gaya kepemimpinan yang layak harus dilakukan.

Latar belakang dan pengalaman.
Di sini ditegaskan bahwa latar belakang dan pengalaman pemimpin mempengaruhi pilihan gaya kepemimpinan. Seseorang yang telah memperoleh keberhasilan karena berorientasi kepada hubungan mungkin akan meneruskan penggunaan gaya ini.

Harapan dan gaya pemimpin.
Peniruan model pemimpin merupakan kekuatan untuk membentuk gaya kepemimpinan. Karena pemimpin memiliki berbagai landasan kekuasaan, maka harapan mereka adalah penting.

Hubungan seprofesi.
Pemimpin membentuk hubungan dengan pemimpin yang lain. Hubungan seprofesi ini digunakan untuk tukar menukar pandangan, gagasan, pengalaman, dan saran-saran.

IMPLIKASI MANAJERIAL KEPEMIMPINAN DALAM ORGANISASI

Sebab yang terjadi bila implikasi manajerial kepemimpinan dalam organisasi adalah akan menciptakan kepemimpinan yang baik karna adanya proses manajemen yang direncakan, karena induk dari sebuah perusahaan adalah pemimpin jadi bila pemimpin nya berkualitas maka perusahaan tersebut akan menjukukan kualitasnya.

FUNGSI KEPEMIMPINAN 

      Pimpinan Sebagai Penentu Arah
Setiap organisasi dibentuk sebagai wahana untuk mencapai tujuan tertentu. Arah yang hendak ditempuh oleh organisasi menuju tujuannya harus sedemikian rupa sehingga mengoptimalkan pemanfaatan dari segala sarana dan prasarana yang tersedia.   

Pimpinan Sebagai Wakil dan Juru Bicara Organisasi
Kebijaksanaan dan kegiatan organisasi perlu dijelaskan kepada pihak luar agar pihak tersebut mempunyai pengetahuan yang tepat tentang kehidupan organisasi yang bersangkutan, dan yang paling bertanggung jawab sebagai wakil dan juru bicara organisasi dalam hubungan dengan berbagai pihak tersebut adalah pimpinan organisasi. 

Pimpinan Sebagai Komunikator yang Efektif
Komunikasi sangat diperlukan pimpinan dalam menyampaikan suatu keputusan dalam rangka pengendalian dan pengawasan, pengerahan bawahan dan menyampaikan informasi kepada pihak lain.

Pimpinan Sebagai Mediator
Fungsi pimpinan sebagai mediator dalam hal ini difokuskan pada penyelesaian situasi konflik yang mungkin timbul dalam organisasi. Timbulnya situasi konflik dalam organisasi merupakan tantangan yang harus dihadapi pimpinan. Untuk mengatasinya secara rasional, objektif, efektif dan tuntas, dituntut kemampuannya berperan sebagai seorang mediator yang handal.

Pimpinan Sebagai Integrator
Diperlukan integrator terutama pada hirarki puncak, yaitu pimpinan. Agar adanya pembagian tugas, sistem alokasi daya, dana dan tenaga, serta diperlukannya spesialisasi pengetahuan dan ketrampilan.

Pimimpinan harus menjaga adanya koordinasi dan integrasi dalam organisasi, supaya semuanya beroperasi secara efektif. 

Pemimpin sebagai Fungsi memandang ke depan
Seorang pemimpin yang senantiasa memandang ke depan berarti akan mampu mendorong apa yang akan terjadi serta selalu waspada terhadap kemungkinan. Hal ini memberikan jaminan bahwa jalannya proses pekerjaan ke arah yang dituju akan dapat berlangusng terus menerus tanpa mengalami hambatan dan penyimpangan yang merugikan.

Pemimpin sebagai fungsi pengembangan loyalitas
Untuk mencapai kesetiaan ini, seseorang pemimpin sendiri harus memberi teladan baik dalam pemikiran, kata-kata, maupun tingkah laku sehari – hari yang menunjukkan kepada anak buahnya pemimpin sendiri tidak pernah mengingkari dan menyeleweng dari loyalitas segala sesuatu tidak akan dapat berjalan sebagaimana mestinya.

Pemimpin sebagai Fungsi Pengawasan
Dengan adanya pengawasan maka hambatan – hambatan dapat segera diketemukan, untuk dipecahkan sehingga semua kegiatan kembali berlangsung menurut rel yang elah ditetapkan dalam rencana. 

Pemimpin sebagai fungsi mengambil keputusan

Pemimpin sebagai fungsi memberi motivasi
Pemimpin harus dapat memberi semangat, membesarkan hati, mempengaruhi anak buahnya agar rajin bekerja dan menunjukkan prestasi yang baik terhadap organisasi yang dipimpinnya.

Pemimpin yang baik harus merumuskan tujuan institusional atau organisasional dan menentukan sarana serta cara-cara yang efisien untuk mencapai tujuan tersebut.

Pemimpin dapat mengatasi pertentangan serta konflik-konflik yang muncul dan mengadakan evaluasi serta evaluasi ulang.

Pempimpin mengadakan revisi, perubahan, inovasi pengembangan dan juga penyempurnaan dalam organisasi. 

Pemimpin harus memprakarsai struktur organisas 

Pemimpin dapat melaksanakan managerial yaitu berupa kegitan pokok salah satunya pelaksanaan Penyusunan Rencana

Pemimpin sebagai fungsi admintrasi dengan mengadakan fomulasi kebijaksaan admintrasi dan menyediakan fasilitasnya.

Pemimpin sebagai fungsi sebagai Top Manajemen yakni mengadakan planning, organizing, staffing, directing, commanding, controling, dsb.


TEORI KEPEMIMPINAN

1.         Teori Kepemimpinan Sifat ( Trait Theory )

Dalam perkemabangannya, teori ini mendapat pengaruh dari aliran perilaku pemikir psikologi yang berpandangan bahwaa sifat – sifat kepemimpinan tidak seluruhnya dilahirkan, akan tetapi juga dapat dicapai melalui pendidikan dan pengalaman. Sifat – sifat itu antara lain ; sifat fisik, mental dan kepribadian

2. Teori Kepemimpinan Perilaku dan Situasi

Berdasarkan penelitian, perilaku seorang pemimpin yang mendasarkan teori ini memiliki kecenderungan antara lain : 
Konsiderasi

Yaitu kecenderungan pemimpin yang menggambarkan hubungan akrab dengan bawahan. Contoh gejala yang ada dalam hal ini seperti: membela bawahan, memberi masukan kepada bawahan dan bersedia bekonsultasi dengan bawahan. 

Struksur Inisiasi
Yaitu kecenderungan seorang pemimpin yang memberikan batasan kepada bawahan.  

Teori kontingensi
Teori ini menyatakan bahwa tidak ada satu sistem manajemen yang optimum, sistem tergantung pada tingkat perubahan lingkungannya. 

Teori Behavioristik
Behaviorisme merupakan salah aliran psikologi yang memandang individu hanya dari sisi fenomena jasmaniah, dan mengabaikan aspek – aspek mental. Dengan kata lain, behaviorisme tidak mengakui adanya kecerdasan, bakat, minat dan perasaan individu dalam suatu belajar.  

Teori Humanistik
Teori ini lebih menekankan pada prinsip kemanusiaan. Teori humanistic biasanya dicirikan dengan adanya suasana saling menghargai dan adanya kebebasan.


3. Teori Kewibawaan Pemimpin
Kewibawaan merupakan faktor penting dalam kehidupan kepemimpinan, sebab dengan faktor itu seorang pemimpin akan dapat mempengaruhi perilaku orang lain baik secara perorangan maupun kelompok sehingga orang tersebut bersedia untuk melakukan apa yang dikehendaki oleh pemimpin.

4. Teori Kepemimpinan Situasi
Seorang pemimpin harus merupakan seorang pendiagnosa yang baik dan harus bersifat fleksibel, sesuai dengan perkembangan dan tingkat kedewasaan bawahan.

5. Teori Kelompok
Agar tujuan kelompok (organisasi) dapat tercapai, harus ada pertukaran yang positif antara pemimpin dengan pengikutnya.


LANDASAN PEMBINAAN KEPEMIMPINAN PEMUDA DI INDONESIA
Landasan Ideologi dan Konstitusional
a. Landasan Ideologi
Pemimpin pemuda sebagai penerus kepemimpinan bangsa harus melandasi ideologinya dengan jiwa Pancasila.
b. Landasan Konstitusional
UUD 1945 merupakan dasar hukum tertulis  yang tertinggi, dan merupakan perwujudan kehendak Pancasila secara konkrit.

Landasan Kultural
Sikap hidup kekeluargaan dan gotong royong sebagai nilai-nilai luhur cultural Bangsa Indonesia harus melandasi cara berfikir dan perilaku pemimpin Indonesia.

Landasan Strategis
Landasan strategis daam mewujudkan Pelatihan Kepemimpinan Pemuda Indonesia adalah  Garis-garis  Besar Haluan Negara (TAP MPR No. IV /MPR/1978), antara lain berisi :
  • Pengembangan generasi muda diarahkan untuk mempersiapkan kader-kader penerus perjuangan bangsa.
  • Pengembangan wadah pembinaan generasi muda
  • Perlu adanya suatu kebijaksanaan nasional tentang  kepemudaan secara menyeluruh dan terpadu.
Landasan Operasional
  • Keputusan Menteri Pendidikan  dan Kebudayaan No 0323/1978 tentang Pola Dasar Pembinaan dan Pengembangan Generasi Muda
  • Keputusan Presiden No. 23 Thaun 1979 tentang Badan Koordinasi Penyelenggaraan Pembinaan dan Pengembangan Generasi Muda.

Sumber:
Rahardjo Adisasmita, 2011. Pengelolaan Pendapatan dan Anggaran Daerah. Yang Menerbitkan Graha Ilmu : Yogyakarta.
Sondang P. Siagian. 1999. Teori dan Praktek Kepemimpinan. Jakarta: Rineka Cipta.
Sumber gambar dari leadership-toolbox.com

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

REVIEW MAKANAN 9: STEAK HOTEL BY HOLYCOW

Nah kali ini aku makan steak yang bisa dibilang ga mahal-mahal banget dan ga murah-murah banget, apalagi kalau ada promo yang kalian bisa...