TUGAS III
ILMU SOSIAL DASAR
Nama
: Halimah
NPM
: 14114710
Kelas
: 1KA26
Jurusan
: Sistem Informasi
UNIVERSITAS
GUNADARMA
FAKULTAS ILMU
KOMPUTER & TEKNOLOGI INFORMASI
PTA 2014/2015
KATA PENGANTAR
Puji
syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas rahmat dan
karunia-Nya sehingga dapat menyelesaikan tugasatas rahmat dan
karunia-Nya sehingga dapat menyelesaikan tugas makalah mata
kuliah Ilmu Sosial Dasar yang berjudul “Masyarakat Perkotaan dan
Masyarakat
Pedesaan” dengan lancar. Penulis mengucapkan terima kasih kepada Bapak Rino Rinaldo dan teman – teman yang
telah membantu dalam menyelesaikan makalah ini.
Harapan
penulis semoga makalah ini membantu menambah pengetahuan dan pengalaman. Dalam
makalah ini penulis akui masih banyak kekurangan karena pengalaman yang penulis
miliki sangat kurang. Oleh karena itu penulis harapkan kepada para pembaca
untuk memberikan masukan - masukan yang bersifat membangun untuk kesempurnaan
makalah ini. Akhir
kata penulis berharap agar makalah ini bermanfaat bagi semua pembaca.
Jakarta, Desember 2014
Halimah
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR
BELAKANG MASALAH
Masyarakat Indonesia merupakan
masyarakat yang majemuk. Kemajemukan tersebut ditandai dengan adanya keragaman
suku bangsa. Umumnya di setiap negara, masyarakat dikategorikan menjadi dua
bagian, yaitu masyarakat perkotaan dan masyarakat pedesaan. Kehidupan
di desa sangatlah berbeda dengan kehidupan di kota. Karena di desa
masyarakatnya yang paguyuban dan kehidupannya juga masih sangat sederhana serta
belum mengenal teknologi modern. Sedangkan masyarakat perkotaan kehidupannya
individual dan telah mengikuti perubahan zaman dengan mengetahui adanya
teknologi yang canggih.
Namun masyarakat kota dan desa
keduanya memiliki hubungan simbiosis mutualisme yang mana masyarakat kota
sangat bergantung terhadap masyarakat di pedesaan dan sebaliknya, masyarakat
pedesaan pun bergantung terhadap masyarakat kota. Masyarakat di desa dan di kota memiliki watak dan
prinsip yang berbeda, ini dikarenakan berbagai faktor diantaranya sebagai
berikut : jumlah dan kepadatan penduduk, lingkungan hidup, mata pencaharian,
corak kehidupan sosial, stratifikasi sosial, mobilitas sosial, pola interaksi
sosial, solidaritas sosial, kedudukan dalam hierarki sistem administrasi
nasional.
Akan tetapi, masyarakat desa di Indonesia sekarang ini justru lebih banyak mendapat tekanan dari masyarakat perkotaan. Hal ini disebabkan oleh masyarakat kota yang telah memasuki sistem kapitalis modern, sementara masyarakat desa tidak mengalami perubahan sistem sosial sehingga mengakibatkan hubungan simbiosis diantara keduanya tidak dapat berjalan dengan baik. Selain itu, kota adalah pusat berburu bagi masyarakat desa dalam mencari berbagai mata pencaharian dan sebagai pusat pemerintahan dan pusat perdagangan. Dengan begitu, dapat memicu ketertarikan masyarakat desa untuk bermigrasi ke kota dan mengakibatkan ketidakseimbangan populasi di setiap daerah serta terjadinya perkembangan yang tidak merata.
Akan tetapi, masyarakat desa di Indonesia sekarang ini justru lebih banyak mendapat tekanan dari masyarakat perkotaan. Hal ini disebabkan oleh masyarakat kota yang telah memasuki sistem kapitalis modern, sementara masyarakat desa tidak mengalami perubahan sistem sosial sehingga mengakibatkan hubungan simbiosis diantara keduanya tidak dapat berjalan dengan baik. Selain itu, kota adalah pusat berburu bagi masyarakat desa dalam mencari berbagai mata pencaharian dan sebagai pusat pemerintahan dan pusat perdagangan. Dengan begitu, dapat memicu ketertarikan masyarakat desa untuk bermigrasi ke kota dan mengakibatkan ketidakseimbangan populasi di setiap daerah serta terjadinya perkembangan yang tidak merata.
Oleh karena itu, pelaksanaan pembangunan
di Indonesia pada hakekatnya bertujuan untuk mencapai suatu wujud masyarakat
yang adil dan makmur, sejahtera, maju, berdaya saing, berkeadilan, damai, dan
demokrasi baik bagi masyarakat yang tinggal di kota maupun desa. Sehingga tidak
mengalami kesenjangan dalam mendapatkan haknya sebagai masyarakat di
Indonesia.
B. RUMUSAN
MASALAH
1.
Apa pengertian masyarakat?
2.
Apa saja syarat – syarat menjadi
masyarakat ?
3.
Apa pengertian masyarakat perdesaan dan
perkotaan?
4.
Apa saja ciri – ciri tipe masyarakat ?
5.
Apa saja lima unsur lingkungan perkotaan
?
6.
Apa saja fungsi eksternal kota ?
7.
Apa saja sistem budaya petani indonesia
?
8.
Apa saja unsur – unsur desa ?
9.
Apa saja fungsi desa ?
10. Apa
perbedaan masyarakat pedesaan dan masyarakat perkotaan ?
C. TUJUAN
MAKALAH
a. Penulis mampu melakukan pengkajian yang terdiri dari pengumpulan data, analisis data, merumuskan masalah, dan memproritaskannya.
b. Mampu menerapkan sisi positif di dalam makalah ini untuk kehidupan sehari hari
c. Mampu bekerja sama untuk menetapkan tujuan yang dicapai dan menyusun langkah pemecahan masalah bersama.
d. Mampu melaksanakan rencana yang telah ditetapkan bersama anggota.
e. Mampu memahami dan mengerti isi dari makalah dan mempresentasikannya kepada pembaca.
b. Mampu menerapkan sisi positif di dalam makalah ini untuk kehidupan sehari hari
c. Mampu bekerja sama untuk menetapkan tujuan yang dicapai dan menyusun langkah pemecahan masalah bersama.
d. Mampu melaksanakan rencana yang telah ditetapkan bersama anggota.
e. Mampu memahami dan mengerti isi dari makalah dan mempresentasikannya kepada pembaca.
D.
MANFAAT PENELITIAN
Memberikan
sumbangan wawasan, ilmu informasi, dan pengetahuan tentang kehidupan terutama
dalam hal kajian yang berkaitan dengan masyarakat pedesaan dan masyarakat kota
sebagai masukan atau informasi terhadap daerah untuk membuat kebijakan atau
peraturan daerah.
E. METODE
PENULISAN
Metode yang digunakan dalam perumusan dan pembuatan makalah ini adalah dengan metode pustaka, yaitu berupa pencarian informasi melalui sumber-sumber media cetak dan media elektronik.
Metode yang digunakan dalam perumusan dan pembuatan makalah ini adalah dengan metode pustaka, yaitu berupa pencarian informasi melalui sumber-sumber media cetak dan media elektronik.
BAB II
ISI
PENGERTIAN MASYARAKAT DALAM ARTI LUAS DAN SEMPIT
Masyarakat dapat mempunyai arti yang luas dan sempit. Dalam
arti luas masyarakat adalah ekseluruhan hubungan-hubungan dalam hidup
bersama dan tidak dibatasi oleh lingkungan, bangsa dan sebagainya. Dalam
arti sempit masyarakat adalah sekelompok manusia yang dibatasi oleh
aspek-aspek tertentu, misalnya territorial, bangsa, golongan dan
sebagainya.
PENGERTIAN MASYARAKAT MENURUT PARA AHLI
1. R. Lington
Setiap kelompok manusia yang telah cukup lama hidup dan
bekerjasama, sehingga mereka ini dapat mengorganisasikan dirinya
berpikir tentang dirinya berpikir tentang dirinya dalam satu kesatuan
social dengan batas-batas tertentu.
2. M.J. Herskovits
Kelompok individu yang diorganisasikan dan mengikuti satu cara hidup tertentu.
3. J.L. Gillin dn J.P Gillin
Kelompok manusia yang terbesar dan mempunyai kebiasaan, tradisi, sikap dan perasaan persatuan yang sama.
4. S.R. Steinmetz
Kelompok manusia yang terbesar, yang meliputi
pengelompokan-pengelompokan manusia yang lebih kecil, yang mempunyai
perhubungan yang erat dan teratur.
5. Hasan Shadily
Golongan besar atau kecil dari beberapa manusia, yang dengan
aau sendirinya bertalian secara golongan dan mempunyai pengaruh
kebatinan satu sama lain.
SYARAT-SYARAT MASYARAKAT
· Harus ada pengumpulan manusia, dan harus banyak, bukan pengumpulan binatang.
· Telah bertempat tinggal dalam waktu yang lama disuatu daerah tertentu
· Adanya aturan-aturan atau undang-undang yang mengatur mereka untuk menuju kepada kepentingan dan tujuan bersama
· Telah bertempat tinggal dalam waktu yang lama disuatu daerah tertentu
· Adanya aturan-aturan atau undang-undang yang mengatur mereka untuk menuju kepada kepentingan dan tujuan bersama
Dipandang dari cara terbentuknya, masyarakat dapat dibagi dalam:
1. Masyarakat paksaan
2. Masyarakat merdeka
- Masyarakat natuur yaitu masyarakat yang terjadi dengan sendirinya
- Masyarakat kultur yaitu masyarakat yang terjadi karena kepentingan keduniaan atau kepercayaan
2. Masyarakat merdeka
- Masyarakat natuur yaitu masyarakat yang terjadi dengan sendirinya
- Masyarakat kultur yaitu masyarakat yang terjadi karena kepentingan keduniaan atau kepercayaan
MASYARAKAT PEDESAAN
Masyarakat Pedesaan adalah masyarakat yang kehidupannya masih
banyak dikuasai oleh adat istiadat lama. Adat istiadat adalah sesuatu
aturan yang sudah mantap dan mencakup segala konsepsi system budaya yang
mengatur tindakan atau perbuatan manusia dalam kehidupan social hidup
bersama, bekerja sama dan berhubungan erat secara tahan lama, dengan
sifat-sifat yang hampir seragam.
Ada 3 pendapat yang dikemukakan oleh beberapa ahli mengenai pengertian desa, antara lain:
1. Menurut Sutardjo Kartohadikusuma
Desa adalah suatu kesatuan hukum di mana bertempat tinggal suatu masyarakat pemerintahan sendiri.
2. Menurut Bintarto
Desa merupakan perwujudan atau kesatuan geografi, social, ekonomi,
politik dan kultural yang terdapat di situ (suatu daerah) dalam
hubungannya dan pengaruhnya secara timbal-balik dengan daeah lain.
3. Menurut Paul h. Landis
Desa adalah penduduknya kurang dari 2.500 jiwa.
Masyarakat pedesaan selalu memiliki ciri-ciri atau dalam hidup bermasyarakat, yang biasanya tampak dalam perilaku keseharian mereka. Pada situasi dan kondisi tertentu, sebagian karakteristik dapat digeneralisasikan pada kehidupan masyarakat desa di Jawa. Namun demikian, dengan adanya perubahan sosial religius dan perkembangan era informasi dan teknologi, terkadang sebagian karakteristik tersebut sudah “tidak berlaku”.
Masyarakat pedesaan juga ditandai dengan pemilikan ikatan perasaan batin yang kuat sesama warga desa, yaitu perasaan setiap warga/anggota masyarakat yagn amat kuat yang hakekatnya, bahwa seseorang merasa merupakan bagian yang tidak dapat dipisahkan dari masyarakat dimanapun ia hidup dicintainya serta mempunyai perasaan bersedia untuk berkorban setiap waktu demi masyarakatnya atau anggota-anggota masyarakat, karena beranggapan sama-sama sebagai masyarakat yang saling mencintai saling menghormati, mempunyai hak tanggung jawab yang sama terhadap keselamatan dan kebahagiaan bersama di dalam masyarakat.
Masyarakat pedesaan selalu memiliki ciri-ciri atau dalam hidup bermasyarakat, yang biasanya tampak dalam perilaku keseharian mereka. Pada situasi dan kondisi tertentu, sebagian karakteristik dapat digeneralisasikan pada kehidupan masyarakat desa di Jawa. Namun demikian, dengan adanya perubahan sosial religius dan perkembangan era informasi dan teknologi, terkadang sebagian karakteristik tersebut sudah “tidak berlaku”.
Masyarakat pedesaan juga ditandai dengan pemilikan ikatan perasaan batin yang kuat sesama warga desa, yaitu perasaan setiap warga/anggota masyarakat yagn amat kuat yang hakekatnya, bahwa seseorang merasa merupakan bagian yang tidak dapat dipisahkan dari masyarakat dimanapun ia hidup dicintainya serta mempunyai perasaan bersedia untuk berkorban setiap waktu demi masyarakatnya atau anggota-anggota masyarakat, karena beranggapan sama-sama sebagai masyarakat yang saling mencintai saling menghormati, mempunyai hak tanggung jawab yang sama terhadap keselamatan dan kebahagiaan bersama di dalam masyarakat.
Adapun yang menjadi ciri masyarakat desa antara lain :
Ciri masyarakat desa yang menonjol:
1. Didalam masyarakat pedesaan di antara warganya mempunyai hubungan
yang lebih mendalam dan erat bila dibandingkan dengan masyarakat
pedesaan lainnya di luar batas wilayahnya.
2. Sistem kehidupan umumnya berkelompok dengan dasar kekeluargaan
3. Sebagian besar warga masyarakat pedesaan hidup dari pertanian
4. Masyarakat tersebut homogen, seperti dalam hal mata pencaharian, agama, adat istiadat, dan sebagainya
2. Sistem kehidupan umumnya berkelompok dengan dasar kekeluargaan
3. Sebagian besar warga masyarakat pedesaan hidup dari pertanian
4. Masyarakat tersebut homogen, seperti dalam hal mata pencaharian, agama, adat istiadat, dan sebagainya
Ciri umum masyarakat desa terkait etika dan budaya:
1. Sederhana
2. Mudah curiga
3. Menjunjung tinggi norma-norma yang berlaku didaerahnya
4. Mempunyai sifat kekeluargaan
5. Demokratis dan religious
6. Menghargai orang lain
7. Jika berjanji, akan selalu diingat
8. Tertutup dalam hal keuangan mereka
9. Luas atau bicara apa adanya
10. Mempunyai sifat kekeluargaan
2. Mudah curiga
3. Menjunjung tinggi norma-norma yang berlaku didaerahnya
4. Mempunyai sifat kekeluargaan
5. Demokratis dan religious
6. Menghargai orang lain
7. Jika berjanji, akan selalu diingat
8. Tertutup dalam hal keuangan mereka
9. Luas atau bicara apa adanya
10. Mempunyai sifat kekeluargaan
Ciri-ciri Masyarakat Desa (karakteristik)
Dalam buku Sosiologi karangan Ruman Sumadilaga seorang ahli
Sosiologi. “Talcot Parsons” menggambarkan masyarakat desa sebagai
masyarakat tradisional (Gemeinschaft) yang mengenal ciri-ciri sebagai
berikut:
a.Afektifitas
Perasaan kasih sayang, cinta, kesetiaan dan kemesraan.
b.Orientasi kolektifsifat ini merupakan konsekuensi dari Afektifitas, yaitu
Mementingkan kebersamaan , tidak suka menonjolkan diri, tidak suka akan orang yang berbeda pendapat.
c.Partikularisme
Perasaan subyektif, perasaan kebersamaan sesungguhnya yang hanya berlaku untuk kelompok tertentu saja. (lawannya Universalisme).
d.Askripsi
Merupakan suatu keadaan yang sudah merupakan kebiasaan atau keturunan. (lawanya prestasi).
e.Kekabaran (diffuseness)
Sesuatu yang tidak jelas terutama dalam hubungan antara pribadi tanpa ketegasan yang dinyatakan eksplisit.
Gejala-gejala sosial yang sering diistilahkan dengan :
· konflik (pertikaian)
· Kontraversi (pertentangan)
· kompetisi (persaingan)
· Sistem nilai budaya petani Indonesia
· Kegiatan pada masyarakat perdesaan
· Kontraversi (pertentangan)
· kompetisi (persaingan)
· Sistem nilai budaya petani Indonesia
· Kegiatan pada masyarakat perdesaan
Sistem nilai budaya petani Indonesia antara lain sebagai berikut:
1. Para petani di Indonesia terutama di pulau jawa pada dasarnya
menganggap bahwa hidupnya itu sebagai sesuatu hal yang buruk, penuh
dosa, kesengsaraan. Tetapi itu tidak berarti bahwa ia harus menghindari
hidup yang nyata dan menghindarkan diri dengan bersembunnyi di dalam
kebatinan atau dengan bertapa, bahkan sebaliknya wajib menyadari
keburukan hidup itu dengan jelas berlaku prihatin dan kemudian
sebaik-baiknya dengan penuh usaha atau ikhtiar.
2. Mereka beranggapan bahwa orang bekerja itu untuk hidup, dan kadang-kadnag untuk mencapai kedudukannya.
3. Mereka berorientasi pada masa ini (sekarang), kurang memperdulikan masa depan, mereka kurang mampu untuk itu. Bahkan kadang-kadang ia rindu masa lampau mengenang kekayaan masa lampau menanti datangnya kembali sang ratu adil yang membawa kekayaan bagi mereka).
4. Mereka menganggap alam tidak menakutkan bila ada bencana alam atau bencana lain itu hanya merupakan sesuatu yang harus wajib diterima kurang adanya agar peristiwa-peristiwa macam itu tidak berulang kembali. Mereka cukup saja menyesuaikan diri dengan alam, kurang adanya usaha untuk menguasainya.
5. Dan untuk menghadapi alam mereka cukup dengan hidup bergotong-royong, mereka sadar bahwa dalam hidup itu tergantung kepada sesamanya.
2. Mereka beranggapan bahwa orang bekerja itu untuk hidup, dan kadang-kadnag untuk mencapai kedudukannya.
3. Mereka berorientasi pada masa ini (sekarang), kurang memperdulikan masa depan, mereka kurang mampu untuk itu. Bahkan kadang-kadang ia rindu masa lampau mengenang kekayaan masa lampau menanti datangnya kembali sang ratu adil yang membawa kekayaan bagi mereka).
4. Mereka menganggap alam tidak menakutkan bila ada bencana alam atau bencana lain itu hanya merupakan sesuatu yang harus wajib diterima kurang adanya agar peristiwa-peristiwa macam itu tidak berulang kembali. Mereka cukup saja menyesuaikan diri dengan alam, kurang adanya usaha untuk menguasainya.
5. Dan untuk menghadapi alam mereka cukup dengan hidup bergotong-royong, mereka sadar bahwa dalam hidup itu tergantung kepada sesamanya.
Unsur – Unsur Desa
1. Daerah, dalam arti tanah-tanah dalam hal geografis.
2. Penduduk, adalah hal yang meliputi jumlah pertambahan, kepadatan,
persebaran, dan mata pencaharian penduduk desa setempat
3. Tata Kehidupan, dalam hal ini pola pergaulan dan ikatan-ikatan pergaulan antar warga desa.
2. Penduduk, adalah hal yang meliputi jumlah pertambahan, kepadatan,
persebaran, dan mata pencaharian penduduk desa setempat
3. Tata Kehidupan, dalam hal ini pola pergaulan dan ikatan-ikatan pergaulan antar warga desa.
Fungsi Desa
1. Desa sebagai hinterland (pemasok kebutuhan bagi kota)
2. Desa merupakan sumber tenaga kerja kasar bagi perkotaan
3. Desa merupakan mitra bagi pembangunan kota
4. Desa sebagai bentuk pemerintahan terkecil di wilayah Kesatuan Negara Republik Indonesia
2. Desa merupakan sumber tenaga kerja kasar bagi perkotaan
3. Desa merupakan mitra bagi pembangunan kota
4. Desa sebagai bentuk pemerintahan terkecil di wilayah Kesatuan Negara Republik Indonesia
ASPEK POSITIF DAN NEGATIF MASYARAKAT PEDESAAN
Aspek positif:
1. Adanya peran saling melengkapi antara desa dan kota
2. Kota dan desa adalah saling membutuhkan
3. Kemajuan desa dapat memacu kemajuan kota begitu sebaliknya
2. Kota dan desa adalah saling membutuhkan
3. Kemajuan desa dapat memacu kemajuan kota begitu sebaliknya
Aspek negatif:
1. Desa biasanya lebih direndahkan dari kota
2. Masyarakat kota biasanya tidak bisa menghargai adat yang ada di desa
3. Kesenjangan sosial yang jauh antar masyarakat kota dan desa dapat menyebabkan perpecahan.
2. Masyarakat kota biasanya tidak bisa menghargai adat yang ada di desa
3. Kesenjangan sosial yang jauh antar masyarakat kota dan desa dapat menyebabkan perpecahan.
MASYARAKAT PERKOTAAN
Kota menurut definisi universal adalah sebuah area urban yang berbeda
dari desa ataupun kampung berdasarkan ukuranya, kepadatan penduduk,
kepentingan atau status hukum. Beberapa definisi (secara etimologis)
“kota” dalam bahasa lain yang agak tepat dengan pengertian ini, seperti
dalam bahasa Cina,kota artinya dinding dan dalam bahasa Belanda kuno,
tuiin, bisa berarti pagar. Jadi dengan demikian kota adalah batas.
Masyarakat perkotaan sering disebut urban community. Pengertian masyarakat kota lebih ditekankan pada sifat kehidupannya serta ciri-ciri kehidupannya yang berbeda dengan masyarakat pedesaan.
Masyarakat perkotaan sering disebut urban community. Pengertian masyarakat kota lebih ditekankan pada sifat kehidupannya serta ciri-ciri kehidupannya yang berbeda dengan masyarakat pedesaan.
Ada beberapa ciri yang menonjol pada masyarakat kota yaitu :
1. kehidupan keagamaan berkurang bila dibandingkan dengan kehidupan keagamaan di desa
2. orang kota pada umumnya dapat mengurus dirinya sendiri tanpa harus bergantung pada orang lain. Yang penting disini adalah manusia perorangan atau individu. Di kota – kota kehidupan keluarga sering sukar untuk disatukan , sebab perbedaan kepentingan paham politik , perbedaan agama dan sebagainya .
3. Jalan pikiran rasional yang pada umumnya dianut masyarakat perkotaan , menyebabkan bahwa interaksi – interaksi yang terjadi lebih didasarkan pada factor kepentingan daripada factor pribadi.
4. pembagian kerja di antra warga-warga kota juga lebih tegas dan mempunyai batas-batas yang nyata
5. kemungkinan-kemungkinan untuk mendapatkan pekerjaan juga lebih banyak diperoleh warga kota dari pada warga desa
6. interaksi yang terjai lebih banyak terjadi berdasarkan pada factor kepentingan daripaa factor pribadi
7. pembagian waktu yang lebih teliti dan sangat penting, untuk dapat mengejar kebutuhan individu
8. perubahan-perubahan sosial tampak dengan nyata di kota-kota, sebab kota biasanya terbuka dalam menerima pengaruh dari luar.
2. orang kota pada umumnya dapat mengurus dirinya sendiri tanpa harus bergantung pada orang lain. Yang penting disini adalah manusia perorangan atau individu. Di kota – kota kehidupan keluarga sering sukar untuk disatukan , sebab perbedaan kepentingan paham politik , perbedaan agama dan sebagainya .
3. Jalan pikiran rasional yang pada umumnya dianut masyarakat perkotaan , menyebabkan bahwa interaksi – interaksi yang terjadi lebih didasarkan pada factor kepentingan daripada factor pribadi.
4. pembagian kerja di antra warga-warga kota juga lebih tegas dan mempunyai batas-batas yang nyata
5. kemungkinan-kemungkinan untuk mendapatkan pekerjaan juga lebih banyak diperoleh warga kota dari pada warga desa
6. interaksi yang terjai lebih banyak terjadi berdasarkan pada factor kepentingan daripaa factor pribadi
7. pembagian waktu yang lebih teliti dan sangat penting, untuk dapat mengejar kebutuhan individu
8. perubahan-perubahan sosial tampak dengan nyata di kota-kota, sebab kota biasanya terbuka dalam menerima pengaruh dari luar.
Fungsi Eksternal Kota
- Pusat kegiatan politik dan administrasi pemerintahan wilayah tertentu
- Pusat dan orientasi kehidupan social budaya suatu wilayah lebih luas
- Pusat dan wadah kegiatan ekonomi ekspor :
* Produksi barang dan jasa
* Terminal dan distribusi barang dan jasa.
- Simpul komunikasi regional/global
- Satuan fisik-infrastruktural yang terkail dengan arus regional/global.
- Pusat dan orientasi kehidupan social budaya suatu wilayah lebih luas
- Pusat dan wadah kegiatan ekonomi ekspor :
* Produksi barang dan jasa
* Terminal dan distribusi barang dan jasa.
- Simpul komunikasi regional/global
- Satuan fisik-infrastruktural yang terkail dengan arus regional/global.
PERBEDAAN MASYARAKAT PEDESAAN DAN PERKOTAAN
Dapat dilihat dari aspek
1. Lingkungan Umum dan Orientasi Terhadap Alam
2. Pekerjaan atau Mata Pencaharian
3. Ukuran Komunitas
4. Jumlah dan kepadatan penduduk
5. Homogenitas dan Heterogenitas
6. Diferensiasi Sosial
7. Pelapisan Sosial
8. Corak kehidupan sosial
9. Mobilitas social
10. Pola interaksi sosial
11. Solidaritas sosial
12. Kedudukan dalam hierarki sistem administrasi nasional
1. Lingkungan Umum dan Orientasi Terhadap Alam
2. Pekerjaan atau Mata Pencaharian
3. Ukuran Komunitas
4. Jumlah dan kepadatan penduduk
5. Homogenitas dan Heterogenitas
6. Diferensiasi Sosial
7. Pelapisan Sosial
8. Corak kehidupan sosial
9. Mobilitas social
10. Pola interaksi sosial
11. Solidaritas sosial
12. Kedudukan dalam hierarki sistem administrasi nasional
Perbedaan ciri antara kedua sistem
menurut Poplin (1972) sebagai berikut:
MASYARAKAT
PEDESAAN
|
MASYARAKAT
PERKOTAAN
|
Perilaku
homogeny
|
Perilaku
heterogen
|
Perilaku
yang dilandasi oleh konsep
kekeluargaan
dan kebersamaan
|
Perilaku
yang dilandasi oleh konsep
pengandalan
diri dan kelembagaan
|
Perilaku
yang berorientasi pada
tradisi
dan status
|
Perilaku
yang berorientasi pada
rasionalitas
dan fungsi
|
Isolasi
sosial, sehingga static
|
Mobilitas
sosial, sehingga dinamik
|
Kesatuan
dan keutuhan cultural
|
Kebauran
dan diversifikasi cultural
|
Banyak
ritual dan nilai-nilai sacral
|
Birokrasi
fungsional dan nilai-nilai
Secular
|
Kolektivisme
|
Individualisme
|
Ada beberapa perbedaan pelapisan
sosial yang tak resmi antara masyarakat desa dan kota:
· Pada
masyarakat kota aspek kehidupannya lebih banyak sistem pelapisannya
dibandingkan dengan di desa.
· Pada
masyarakat desa kesenjangan antara kelas ekstern dalam piramida sosial tidak
terlalu besar dan sebaliknya.
· Masyarakat
perdesaan cenderung pada kelas tengah.
· Ketentuan
kasta dan contoh perilaku.
Hubungan desa dan kota
Masyarakat pedesaan dan perkotaan
bukanlah dua komunitas yang terpisah sama sekali satu sama lain. Bahkan
terdapat hubungan uang erat, bersifat ketergantungan, karena saling membutuhkan
Kota tergantung desa dalam memenuhi kebutuhan warganya akan bahan-bahan pangan,
desa juga merupakan tenaga kasar pada jenis-jenis pekerjaan tertentu di kota.
Sebaliknya, kota menghasilkan barang-barang yang juga diperlukan oleh orang
desa, kota juga menyediakan tenaga-tenaga yang melayani bidang-bidang jasa yg
dibutuhkan oleh orang desa.
Secara umum dapat dikenal bahwa suatu lingkungan perkotaan ,
seyogyanya mengandung 5 unsur yang meliputi :
·
Wisma
: Untuk tempat berlindung terhadap alam sekelilingnya.
·
Karya
: Untuk penyediaan lapangan kerja.
·
Marga
: Untuk pengembangan jaringan jalan dan telekomunikasi.
·
Suka
: Untuk fasilitas hiburan, rekreasi, kebudayaan, dan kesenian.
·
Penyempurnaan : Untuk fasilitas keagamaan, perkuburan,
pendidikan, dan utilitas umum.
Untuk itu semua , maka fungsi dan tugas aparatur pemerintah
kota harus ditingkatkan :
a) Aparatur kota harus dapat menangani
berbagai masalah yang timbul di kota
b) Kelancaran dalam pelaksanaan
pembangunan dan pengaturan tata kota harus dikerjakan dengan cepat dan tepat,
agar tidak disusul dengan masalah lainnya.
c) Masalah keamanan kota harus dapat
ditangani dengan baik sebab kalau tidak, maka kegelisahan penduduk akan
menimbulkan masalah baru.
d) Dalam rangka pemekaran kota, harus
ditingkatkan kerjasama yang baik antara para pemimpin di kota dengan para
pemimpin di tingkat kabupaten.
Oleh karena itu maka kebijaksanaan perencanaan dan
mengembangkan kota harus dapat dilihat dalam kerangka pendekatan yang luas
yaitu pendekatan regional . Rumusan pengembangan kota seperti itu tergambar
dalam pendekatan penanganan masalah kota sebagai berikut :
1. Menekan
angka kelahiran
2. Mengalihkan
pusat pembangunan pabrik (industri) ke pinggiran kota
3. Membendung
urbanisasi
4. Mendirikan
kota satelit dimana pembukaan usaha relatif rendah
5. Meningkatkan
fungsi dan peranan kota-kota kecil atau desa-desa yang telah ada di sekitar kota besar
6. Transmigrasi
bagi warga yang miskin dan tidak mempunyai pekerjaan.
BAB III
PENUTUP
KESIMPULAN
Masyarakat Pedesaan adalah
sekelompok orang yang hidup bersama dan bekerja sama yang berhubungan secara
erat tahan lama dengan sifat-sifat yang hampir sama atau Homogen disuatu daerah
atau wilayah tertentu dengan bermata pencaharian dari sector pertanian,
sedangkan masyarakat kota adalah masyakarat yang tinggal ditengah-tengah kota,
gaya hidup individual, jalan piker yang rasional dan tidak terkait pada norma
tertentu. Meskipun banyak sekali perbedaan antara masyarakat desa dan
masyarakat kota, namun diantara kedua komponen tersebut memiliki hubunan yang
signifikan, artinya kehidupan perekonomian dikota tidak akan berjalan dengan
baik bila tidak ada pasokan tenaga atau barang dari desa, begitu juga
sebaliknya. Dalam pemenuhan kebutuhan hidup, masyarakat pedesaan lebih melihat
ke arah fungsinya sedangkan pada masyarakat kota lebih melihat ke arah
pemenuhan kebutuhan sosialnya.
SARAN
Masyarakat
pedesaan merupakan wilayah yang masih agraris dan lingkungannya yang masih
alamiyah, oleh karena itu sebaiknya kealamian lingkungan tersebut harus tetap
terjaga sebab lingkungan yang masih alami memiliki udara yang sejuk. Selain
itu, masyarakat desa juga memiliki rasa persaudaraan yang erat, sebaiknya
penduduk desa selalu menjaga kerukunan bersama.
Masyarakat kota yang modern dengan berbagai alat teknologi yang canggih, alangkah baiknya jika memanfaatkan alat-alat tersebut dengan baik tanpa ada penyalahgunaan.
Pembangunan Wilayah perkotaan seharusnya berbanding lurus dengan pengembangan wilayah desa yang berpengaruh besar terhadap pembangunan kota.
Memberikan keleluasaan kepada seluruh daerah untuk mengembangkan potensinya menjadi lebih baik, sehingga kota dan desa saling mendukung dalam segala aspek kehidupan.
Masyarakat kota yang modern dengan berbagai alat teknologi yang canggih, alangkah baiknya jika memanfaatkan alat-alat tersebut dengan baik tanpa ada penyalahgunaan.
Pembangunan Wilayah perkotaan seharusnya berbanding lurus dengan pengembangan wilayah desa yang berpengaruh besar terhadap pembangunan kota.
Memberikan keleluasaan kepada seluruh daerah untuk mengembangkan potensinya menjadi lebih baik, sehingga kota dan desa saling mendukung dalam segala aspek kehidupan.
DAFTAR PUSTAKA
·
Abu
Ahmadi (2010), Ilmu Sosial Dasar, Jakarta: PT Rineka Cipta
Tidak ada komentar:
Posting Komentar